Tidak banyak yang memahami bahwa donasi untuk sebuah negara yang sedang berperang, adalah dukungan untuk membunuh manusia.
Setiap peperangan, senantia mengeluarkan bunyi senjata dan gemerincingnya uang. Ada senjata, ada uang yang diperlukan untuk membeli senjata. Sebuah negara tak cukup membeayai keuangan selama perang. Mereka perlu donasi uang dari simpatisan mereka, untuk pembelian senjata dan sebagian untuk pejabat negara yang menentukan perang itu terjadi.
Perang, juga sebagai alasan untuk memperoleh uang. baik inisiatif dari negara maupun dari pribadi pemasok senjata. Soal alasan perang, bisa dari klaim hak atas wilayah, agama maupun politik.
Para donator dari luar negeri, biasanya tak mengetahui kemana uang bantuan mereka disalurkan Mereka bahkan tak peduli, bantuan mereka dipakai membunuh orang. Tepatnya untuk membunuh rakyat yang tak berdosa dan tak paham makna perang.
Itu yang terjadi dalam situasi perang antara Hamas Palestina dan Israel. Begitu juga yang terjadi di Ukrania dan Rusia. Sama saja situasinya ketika perang di Korea, Afghanistan, Yaman, Ethopia, Suriah dan perang dimanapun.
Selalu ada orang-orang simpatisan yang memberikan donasi untuk membunuh manusia tak berdosa, hanya karena tak memahami kondisi perang. Mereka hanya tahu membantu sesama agama, ideologi, politik maupun satu kepercayaan.
Di Indonesia lebih lucu. Ada petani jamur yang menjual bibit dengan harga diskon dan seluruh hasil penjualan untuk didonasikan ke Hamas Palestina. Pedagang nasi padang mendonasikan penjualan sehari untuk ikut mendanai Palestina. Begitu juga mereka yang sudah payah membantu dana ke Israel untuk perang. Para donatur itu benar-benar telah memberikan donasi untuk membunuh orang-orang yang tak berdosa.
Jika mereka yang dibeayai adalah kelompok yang disebut teroris yang memiliki hobi membunuh manusia, jika kita tak selektif mendonasikan dana kita, sungguh anda telah mendanai teroris dunia !
PK.11:00: Rahasia Jimmy Zhong yang memiliki 50,000 bitcoin
CryptoNews: Perang Melalui Donasi Cryptocurrency