DUA SISI

Bagiku dan orang kebanyakan yg tak menekuni ilmu fisika, tentu pengetahuan tentang Einstein sangat terbatas. Aku cuma mengetahui serba sedikit tentang ilmuwan jenius dan eksentrik itu. Tampang, rambut jabrik, sweaternya, rumus E=mc2 dan joke-joke di sekitarnya. E=mc2 pun, aku tak tau secara detail. ‘E’-nya itu energi?. Naah, mc2-nya aku tak tau.

   Salah-satu joke-nya yg terkenal (entah realita atau karangan, yaa namanya juga joke) seperti ini: Gina Lolo Brigida digambarkan tergila-gila kpd kecerdasan Einstein. ‘La-Lolo’ bilang, seandainya dia mempunyai anak dari Einstein, pasti anaknya sempurna! Bayangkan,…anak yg cantik atau tampan dan berotak cemerlang. Iya kalau begitu. Bagaimana kalau sebaliknya? Ancur  seperti aku, dgn otak seperti otakmu?!…

Satu lagi ‘pengetahuanku’ tentang Einstein adalah ini: Dia pernah menyesali bahwa, teorinya tentang ilmu fisika, digunakan oleh dunia militer untuk membuat bom. Seperti kita ketahui, bom bisa menhancurkan kehidupan!. Iptek memang punya 2 sisi. Membangun dan menghancurkan. Mungkin itulah sebabnya seorang futurolog berkata: “Kelak bukan ilmu, pengetahuan bahkan agama yg akan membuat manusia survive dan bersatu, tapi kesenian”.

   Nah, kemarin aku nonton film tentang 2 orang ilmuwan. Einstein dan Eddington. 

   Einstein dan Eddington adalah 2 ilmuwan jenius dari 2 negara yg sdg bersaing dlm ilmu pengetahuan. Mereka berdua kontras. Einstein, urakan, rambut berantakan, sembrono, payboy, egois dan angot-angotan. Sementara Eddington: tertib, rapi, kelimis, santun dan relijius. 

   Sisi-sisi ‘yg tak diketahui’ orang awam tentang sosok Enstein cukup tergambar dalam film. Meski sudah ‘dipersantun’. Pada kenyataannya, Einstein konon sembrono, urakan, suka merendahkan perempuan. Pengetahuan dan hobinya mendengarkan musik-musik klasik gubahan komposer-komposer ternama membuat perempuan manapun akan klepek-klepek jika dirayu dgn 2 jurus itu. Gabungan antara fisika dan musik (klasik). “Musik yg digubah dgn indah oleh seorang jenius, seperti berkelindan dgn fisika, saling memagut, saling merengkuh untuk kemudian menyatu secara alamiah,…seperti kecantikanmu dan kejeniusanku”/ “Gubahan siapa yg kau suka?”/ “Hampir semua gubahan musisi jenius. Tapi aku kurang suka Bethoven”/ “Hlo, kenapa?”, kejar perempuan yg hampir masuk perangkapnya itu. “Karya Bethoven terlalu pribadi. Seperti menelanjangi” kata Enstein menatap mata perempuan yg wajahnya mulai tersipu-sipu. Itulah salah-satu ‘sesi’ rayuan mautnya.

   Einstein dan Eddington seperti ‘dipersatukan’ oleh teori ilmuwan Lain, yaitu: Issac Newton, seorang ilmuwan kebanggaan Inggris. Menurut mereka, teori Newton tentang grafitasi terdapat sisi kekurangan yg menantang. Ada celah-celah yg masih bisa ‘dikulik’ lagi.

   Lalu, diam-diam Eddington berkorespondensi dgn Enstein untuk membicarakan jurnal-jurnal ilmiah Einstein tentang teori Newton. Einstein, tentu bersemangat ada ilmuwan Inggris ingin berdiskusi dengannya tentang teori yg dibuat oleh ilmuwan Inggris lain yg sdh mendunia. Ketika korespondensi itu bocor, kampus Universitas tempat Eddington mengajar, marah besar. Apalagi suasana saat itu adalah masa-masa perang dunia pertama. Eddington dibully, diteror bahkan dituduh penghianat. Tapi apa pun risikonya, terus dihadapi. “Ilmu pengetahuan, melampaui batas-batas negara” katanya. Lirih, tapi tegar dan yakin.

   Universitas, akhirnya memperbolehkan Eddington terus berkorespondensi bahkan membiayai riset ilmiahnya bukan untuk membenarkan teori Eistein. Justru sebaliknya. Eddington diharapkan untuk membuktikan bahwa Enstein, yg ‘menemukan’ celah-celah dlm teori Newton tak terbukti alias salah.. Maka, Inggris bisa mempermalukan Jerman!

   Eddington tak bisa menjanjikan itu. Yg bisa dijanjikannya adalah: Apa pun yg diperolehnya nanti, baik Enstein benar atau salah tentang teori relatifitasnya, semua itu adalah demi kepentingan ilmu pengetahuan. Demi kemanusiaan.

   Salah-satu cara untuk membuktikan benar atau salah teori Einstein adalah dgn melihat gerhana matahari. Gerhana matahari paling jelas dapat disaksikan dan diabadikan dalam foto adalah di sebuah negara Afrika. Eddington dibiayai negara, berangkat dgn seorang asistennya. 

   Akhirnya, foto gerhana matahari berhasil dibuat. Dari foto-foto dan rekaman-rekaman, disimpulkan bahwa teori Einstein tentang relatifitas adalah benar! 

   Sejak itu, Einstein dan teori relatifitasnya terkenal di seluruh dunia…