Dunia Masih Mewaspadai Taliban

PBB - UN.ORG

Saat ini, hanya Cina – negeri adidaya dunia – yang paling membuka diri terhadap Taliban.  Penguasa baru di Afganistan ini didukung Arab Saudi dan Uni Emirat Arab serta Qatar – yang selama ini mensponsori gerakan teror dan bawah tanah mereka.  Sedangkan negeri luar lainnya, seperti Rusia, Uni Eropa, Amerika dan Indonesia,  masih mewaspadai dan mengamati.  Wait and see.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

CINA negeri besar, berpenduduk, negeri Komunis dengan warga minoritas non Muslim – yang pertama terekspos telah berhubungan dagang dengan Taliban. Akhir Juli lalu, Menlu Wang Yi menerima Abdul Ghani Baradar untuk membahas kerjasama antara kedua pihak.

Dalam bidang politik dan keamanan, Beijing  ingin agar Taliban membantu meredam pemberontakan kelompok Islamis di Xinjiang. Kelompok muslim radikal di wilayah Timur China ini dikabarkan kerap menggunakan Afganistan sebagai tempat berlatih. Hal ini pun menjadi syarat bagi pengakuan resmi oleh Cina terhadap Taliban.

Adapun  bagi Taliban, hubungan dengan Cina menjadi kesempatan terbesar untuk mengukuhkan kedaulatan. Awal September, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada sebuah harian Italia, bahwa pihaknya akan berusaha mengembangkan ekonomi dengan bantuan Beijing.

“China adalah mitra kami paling penting dan mewakili kesempatan yang luar biasa bagi kami, karena China siap berinvetasi dan membantu membangun ulang negara kami, kata dia.

Sedangkan Rusia masih menempatkan Taliban di dalam daftar organisasi teror. Namun begitu, Moskow secara berkala membina komunikasi dengan para talib, terutama dalam beberapa bulan terakhir.

Moskow mengkhawatirkan Afganistan menjadi ladang teror untuk menyerang sekutunya di Asia Tengah, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Kekhawatiran serupa mendorong Uni Sovyet menginvasi Afganistan pada tahun 1979.

Rusia mempertahankan perwakilan diplomatiknya di Kabul untuk membuka kanal komunikasi. Dalam Sidang Umum PBB, Menlu Sergey Lavrov menegaskan pihaknya bekerjasama dengan Amerika Serikat, Pakistan dan Cina untuk memandu Taliban menaati komitmen internasionalnya.

Presiden Vladimir Putin mendesak agar Taliban mengundang perwakilan etnis lain untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.   Dia mengritik pemerintahan Afganistan yang diumumkan Taliban tidak mewakili “semua pihak di masyarakaz Afgan. Jadi kami terus menjaga dialog. Semuanya masih berlangsung,” kata dia.

Selanjutnya, Uni Eropa Khawatirkan Pelatihan Teroris

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.