Emir Qatar Minta Dunia Jangan Isolasi Rezim Taliban

Emir Qatar Bicara di PBB

Respon melihat dan menunggu (wait and see) dunia, atas apa yang terjadi di Afganistan,  membuat negara sponsor risau. Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berharap ada dialog. foto : Screenshoot Al Jazeera.

Seide.id –  Dengan tetap mempertahankan gaya militansi dan hukum Islam puritannya, Kelompok Taliban masih terisolasi di dunia internasional. Hingga kini, belum ada negara yang secara resmi mengakui kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afganistan.

Apalagi belum ada tanda tanda pemerintah transisi itu menunjukkan sikap moderat.  Penetapan kabinet pemerintahannya yang seluruhnya laki-laki, larangan perempuan bekerja dan anak anak perempuan tak boleh ke sekolah menengah, menegaskan puritanisme lewat hukum Syariahnya.

Di pihak lain jutaan warga Afghanistan akan menghadapi masa depan yang semakin tidak jelas. Krisis pangan mengancam jutaan warganya.

Keberhasilan Taliban dalam mengasai negara Afganistan tak lepas dari dua negara sponsornya,  khususnya  dua negara dari dunia Arab dan Muslim telah muncul sebagai mediator dan fasilitator utama – Qatar dan Turki.

Negeri Qatar memainkan peran penting di Afghanistan setelah AS keluar dari negara itu. Bahkan Qatar disebut sebut sebagai sponsor Taliban selama ini.

Para pejabat di negara kecil tapi kaya minyak, Qatar di Teluk, telah memberikan banyak bantuan yang sangat diperlukan bagi banyak negara untuk keluar dari keterpurukan.

Selain itu, juga Pakistan, negeri tetangganya. Yang menjadi lokasi pelatihan dan persembunyian saat Taliban melawan pemerintah Afganistan yang dijaga Amerika Serikat.

Respon melihat dan menunggu (wait and see) dunia, atas apa yang terjadi di Afganistan,  membuat negara sponsor risau.

Pada Selasa (21/9) ini,  Emir Qatar yang berkuasa  memperingatkan para pemimpin dunia yang berkumpul di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar tidak mengabaikan Taliban, penguasa baru di Afghanistan.

Berbicara dari podium Majelis Umum PBB, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan masyarakat internasional harus terus mendukung Afghanistan pada tahap kritis ini dan agar “memisahkan bantuan kemanusiaan dari perbedaan politik.”

“Kami juga menekankan perlunya melanjutkan dialog dengan Taliban karena boikot hanya mengarah pada polarisasi dan reaksi, sedangkan dialog dapat membawa hasil positif,” katanya, menurut terjemahan pidatonya yang dipublikasikan dan dikutip VoANews.

Peringatan secara langsung untuk tidak memboikot Taliban itu diarahkan ke banyak kepala negara yang khawatir terlibat dengan Taliban dan khawatir untuk mengakui pengambilalihan kekuasaan atas Afghanistan.

Mereka yang mengelola Afganistan kini adalah tokoh-tokoh senior yang sebelumnya ditahan di fasilitas penahanan AS di Teluk Guantanamo, Kuba, atau berada dalam daftar sanksi PBB.  – */dms.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.