Foto : cocoparisienne/Pixabay
Menulis puisi pendek bagiku sungguh sangat menyenangkan. Alasannya, tidak banyak makan energi. Padat, singkat, dan berisi. Meski demikian menulis puisi pendek itu juga tidak mudah, karena harus banyak merenung.
Berikut 2 puisi pendek yang aku tulis dalam dwi bahasa (Indonesia dan Italia) bertajuk “Emosi” (Emozione) dan “Sebuah Pelukan” (Un Abbraccio).
Dalam puisi pendek yang pertama aku menulis tentang pengalaman baik adalah pengalaman yang senang mendengarkan, ketimbang sebatas didengarkan.
Mendengarkan adalah bentuk kepedulian kepada orang lain.
Dengan mendengarkan, kita akan mengetahui keluh kesah, suka duka, atau hal baik dan positif dari orang lain.
Mendengar dengan dua telinga berarti kita lebih banyak mendengar daripada kita bicara menggunakan satu mulut.
Dengan banyak mendengar, kita belajar untuk memahami orang lain lewat kepribadian, perilaku, dan gestur tubuhnya saat bicara. Sekaligus mengajar kita untuk jadi pribadi yang sabar, rendah hati, dan penuh cinta.
Begitu pula dengan puisi “Pelukan” sebagai ungkapan cinta yang ajaib dan menakjubkan.
Pelukan mesra bisa berbentuk kecupan sayang. Jika kecupan itu pada pipi seorang kekasih, rasanya pelukan jadi makin mesra, tidak sekadar pelukan palsu atau basa-basi agar dilihat orang.
Pelukan mesra itu menumbuhkan hubungan yang makin akrab, cinta yang tulus lahir batin, dan rela berkorban tanpa pamrih.
Coba kecap dan nikmati puisi pendek ini:
(1) EMOSI
Pengalaman yang baik
Seseorang akan mendengarkan
Tidak pernah menjadi tua
(Indonesia) 2 Januari 2022
EMOZIONE
Buona esperienza
Qualcuno ascolterà
Non invecchiare mai
(Italia) 2 gennaio 2022
(2) SEBUAH PELUKAN
Pelukan erat
Bentuk cinta yang ajaib
(Indonesia) 2 Januari 2022
UN ABBRACCIO
Abbraccio stretto
Magica forma d’amore
/ 2 gennaio 2022