Usai lawatan dari PY ( payu) alias laku atau get a job, dia undang tetangga dan anak-anak dan temannya makan bareng. Pulang makan, Mbah Bro selalu menyelipkan uang ke tangan semua orang. Kalau ada yang kurang diminta ambil di tasnya yang selalu menggantung di bahunya yang kembang kempis. Hari Senin tas berkembang penuh uang, selasa bisa kempis, Rabu berkembang lagi, kempis lagi. Begitu terus bentuk tas itu dalam bernafas bagi tuannya Mbak Bro.
Endi cepat dapat uang, cepat pula bagi-baginya. Penterjemah dan presentar pribadinya, yang juga tetangganya, Pak Toto, cerita bahwa Pak Endi ini terlalu royal dan mudah ditipu teman-temannya kalau soal uang. Apalagi calon isterinya. Kalau sudah tongpes, ia lari ke BSD. Saya cuma senyum saja.
Pak Toto sebagai penterjemah tak resmi Gudang Dolanan membisikkan info bahwa ia pernah diminta menterjemahkan beberapa buku tentang dolanan tradisional Indonesia karangan Endi Aras dalam bahasa Inggris. Ceritanya mau go internasional. Tiba-tiba, Pak Toto minta maaf karena semua tulisan Mbah Bro yang ada di laptopnya, dicuri orang bertepatan Mbah Bro masuk rumahsakit 30 Mei 2021.
Mulai Maret lalu, Endi sudah mulai sakit-sakitan. Dari diabetes lalu bertambah batu ginjal, prostat dan darah tinggi. Seminggu sekali berobat jalan. Selain ke dokter juga ke pengobatan alternatif. Kalau ada temannya kasih info bahwa ada ahli pengobatan yang manjur, ia buru kemanapun tabib itu berada.
Dia lebih senang dianter sopir bos Yudhi. Kalau saya anter, sering gak mau. Selain sungkan, kata Bos Yudhi- mbah Bro milih diem, tapi ngeluh. “ Bosmu itu kalau nganter aku, suka kasih kuliah soal pentingnya breeze walking ( jalan tergopoh-gopoh), makan pagi dan minum kopi jam 09:00 ditambah vitamin C dan D. Kalau ngomong bisnis gak habis-habis. Capek saya dengerinnya sambil nahan sakit. Melebihi dokter, cerita bos Yudhi sambil ketawa ngakak.
Tapi pernah juga ia serius. Malam- malam, ia datang ke BSD. Endi mau pindah Salatiga kalau rumahnya laku terjual. Dia sudah tak sabar menunggu janji pemerintah menyediakan Museum Dolanan. Kalau rumahnya laku, ia akan pindah ke Salatiga. Di sana ia akan membangun Museum Kampung Dolanan dengan warung tradisional. Di Salatiga, kota tempat ia dibesarkan, dia mengenal banyak orang dan tokoh dari Salatiga. ia berkawan baik dengan Arief Budimand dan Ariel Heryanto. Yang bikin kaget, ia juga menyatakan ingin menikah lagi.
Endi menjadi single parent sejak 2005. Ia berpisah dengan isterinya saat cintanya pada Dolanan Indonesia mulai muncul. Sang mantan meninggali dia seorang anak di saat usia 4 tahun, Lintang Pandu Abiyoga ( 20 ) yang sangat dicintai dan dimanja. Endi memberi kebebasan anaknya jika mau ke tempat sang ibu.
Mantan isterinya, dan calon isterinya tak hadir saat Endi pergi, hingga anaknya Lintang memandikan sang ayah untuk terakhir kali. Penting membisikin Lintang di saat seperti ini. “ Sekarang saatnya kamu tunjukkan ke ayah, kamu sayang ayah. Waku sakit ayah pengin kamu dekat sama ayah tapi kamu sering berada di tempat ibu. Sekarang mandikan ayah sebersih mungkin, cium ayah dan bopong ayah sampai ayah merasa damai”. Lintang nurut, dan itu saatnya saya melihat ia benar-benar mau melakukan yang terbaik untuk ayahnya. Untuk dirinya……
mas soegeng
25.06.21