Pengungsi Afghanistan mendarat di bandara Mexico City
Oleh ICAD N.G.
Facebook ikut ambil andil dalam proses evakuasi 175 warga negara Afghanistan untuk keluar dari negara tersebut. Beberapa di antaranya merupakan pegawai Facebook dan telah mendarat dengan selamat di bandara Mexico City.
Pemerintah Meksiko mengkonfirmasi terdapat beberapa aktivis dan jurnalis independen, beserta keluarganya, termasuk 75 anak-anak, dalam penerbangan tersebut. Selain Facebook, beberapa perusahaan multinasional dan sejumlah organisasi terus menarik diri dari Afghanistan yang setelah dikuasai Taliban.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Meksiko dan Uni Emirat Arab yang telah memberikan bantuan dalam penerbangan. Berkat bantuan tersebut, kini para jurnalis disambut dengan hangat di Meksiko,” kata humas Facebook.
Pemerintah Meksiko mengatakan bahwa rombongan warga negara Afghanistan yang mengungsi telah sampai di bandara Mexico City, pada hari Rabu (1/9/21).
“Mereka pengungsi Afghanistan rombongan keempat yang datang ke Meksiko, yang khawatir dengan pemerintahan baru Taliban. Rombongan tersebut terdiri dari pekerja sosial media, salah satunya Facebook, aktivis dan jurnalis independen. Mereka datang beserta keluarganya, termasuk 75 anak-anak secara,” kata juru bicara pemerintah Meksiko.
Fitur Keamanan Facebook
Dua minggu sebelum kedatangan pengungsi di Meksiko, Facebook telah menambahkan sebuah fitur di aplikasinya. Facebook menambahkan sebuah fitur keamanan tambahan bagi para penggunanya di Afghanistan. Fitur keamanan dalam aplikasi tersebut dapat dipergunakan khusus bagi mereka yang khawatir akan keselamatannya di Afghanistan.
“Kami telah merilis tombol sekali sentuh, bagi pengguna Facebook di Afghanistan, untuk mengunci akun milik mereka dengan praktis dan cepat. Ketika profil mereka dalam keadaan terkunci, maka pengguna lain yang tidak berteman (di Facebook) tidak dapat mengunduh, membagikan foto profil, dan melihat unggahan di akun tersebut,” kata Kepala Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher.
Facebook Menganggap Taliban Teroris
Selain itu, Facebook juga telah mengkonfirmasi pada awal bulan ini untuk terus menghapus konten Taliban dari platformnya. Hal tersebut disebabkan Facebook menilai Taliban tergolong dalam organisasi teroris.
“Di dalam hukum Amerika Serikat, Taliban telah disetujui sebagai kelompok teroris. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kami akan melarang keberadaannya dalam pelayanan kami, yakni berdasarkan ‘Kebijakan Organisasi Berbahaya’ milik Facebook,” kata seorang juru bicara Facebook, dalam sebuah wawancara dengan BBC News.
Walau demikian, pihak militer Amerika Serikat sedang mempertimbangkan koordinasi dengan Taliban, untuk menghancurkan kelompok teroris ISIS-Khorasan yang ada di Afghanistan. “Pertimbangan koordinasi tersebut dapat terjadi karena Taliban sendiri juga melihat kelompok ISIS-K sebagai ancaman bagi Afghanistan.” kata Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Mark Milley.
Ia mengatakan hal tersebut dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu (1/9/21), kepada seorang reporter yang bertanya mengenai kemungkinan kerja sama Amerika Serikat dan Taliban dalam menangkal kelompok terorisme di Afghanistan.*
*Icad N.G., mahasiswa FIB Universitas Indonesia