Ferdinand Hutahaean, Kita Sudah Minta Gubernur Pecat

Seide.id Ferdinand Hutahaean, Aktivis Sosial Politik dan Hukum, berang.

Pasalnya, terjadi pungutan liar oleh
oknum penjaga makam khusus Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Jawa Barat, ketika seseorang yang meninggal akibat Covid-19 akan dimakamkan dengan alasan yang akan dimakamkan non Muslim, padahal semua biaya terkait Covid-19 sudah ditanggung oleh pemerintah termasuk pemakaman.

Pada Seide, Ferdinand mengatakan,

“Kita sudah kordinasikan dari tadi malam, kita sudah minta gubernur pecat pelaku dan Polda Jabar untuk memproses hukum pelaku dengan pidana pemerasan, pemalakan atau pungutan liar,” jelasnya pada Seide, Minggu, 11/7/2021, 19.00.

“Dan info yg kita terima, pelaku sudah dipecat dan sedang diperiksa polisi. Tapi hasil pemeriksaan seperti apa belum kita dapat, ” tutur Ferdinand menambahkan.

Kemarahan Ferdinand Hutahaean bermula dari curhatan Yunita Tambunan, yang beredar di media sosial ketika pada 6 Juli 2021, almarhum ayahnya, Binsar Tambunan, akan dimakamkam di TPU Khusus Covid-19 di TPU Cikadut.

BIAYA PEMAKAMAN NON MUSLIM

Menurut Yunita, waktu itu ia didatangi oleh Redi, Koordinator C TPU Cikadut yang meminta Rp 4.000.000,- untuk biaya pemakaman.

Ketika Yunita bertanya, kenapa saya harus bayar, Redi menjawab,

“Kalau non Muslim tidak ditanggung pemerintah.”

Akhirnya adik saya menawar harga menjadi Rp 2,8 jt. Lalu aku menawar harga jadi Rp 2 jt. Lalu., salah seorang rekan pak Redi nyeletuk : Biar ibu tahu, kemarin aja bu ada nasrani bayarnya sdh 3,5 jt.

Yunita minta kuintasi, tapi ditolak dengan alasan, kalau pemakaman malam tidak ada kwitansi. Yunita lalu minta ditulis di kertas putih saja, dirinci dan ditandatangani dengan nama jelas.

Diperoleh rincian sebagai berikut:

  1. Biaya gali : Rp 1,5 juta
  2. Biaya pikul : Rp 1 juta
  3. Salib : Rp 300.000
    Total : Rp 2.800.000
    ,-

Meski menurut kabar hal itu berakhir dengan permintaan maaf berupa surat bermeterai, tapi tindakan keperdulian Ferdinand Hutahaean patut diapresiasi karena tidak berakhir di permintaan maaf saja tapi dengan pemecatan. (rickesenduk)

Imej, Instagram Ferdinand Hutahaean

Avatar photo

About Ricke Senduk

Jurnalis, Penulis, tinggal di Jakarta Selatan