Wina Armada dan Yan Widjaya, paling kiri, penggagas kebangkitan kembali festival film yang diselenggarakan oleh wartawan. Foto: koleksi Dimas SM
Oleh Dimas Supriyanto M.
Seide.id – Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) 2021 akan memulai sejarah baru dalam perfilman Indonesia, yakni tidak hanya menilai karya film yang telah ditayangkan di bioskop, tapi juga memberikan penilaian terhadap karya film yang ditayangkan di media OTT atau over the top.
Wina Armada, selaku Ketua Penyelenggara festival menyatakan, “Saya kira ini baru pertama kalinya terjadi di Indonesia. Arti penting sistem penilian ini, menunjukan FFWI sangat mengadopsi perkembangan teknologi komunikasi, ” paparnya pada Seide.id.
Jurnalis senior yang juga pengacara ini memprediksi, langkah FFWI bakal diikuti okeh berbagai festival film lainnya di Indonesia. Selain itu, FFWI juga menilai film peserta berdasarkan genre, atau masing-masing jenis film.
Menurut Wina, penilaian berdasarkan genre film akan memunculkan insan film yang dalam festival film “konvensional” sulit menjadi pemenang dan mendapat piala, dalam FFWI hambatan itu dapat diatasi. “Jadi penilaian film head to head atau apel to apel berdasarkan karya film sejenis.
Dengan demikian ini dapat lebih fair, ” tandas Wina Armada. Cara penilaian berdasar genre, tambah Wina Armada, juga akan memberikan dampak positif buat perkembangan perfilman nasional Indonesia.
Pertama, film dari genre apa pun punya kesempatan yang sama untuk jadi pemenang. Begitu juga pemain dan crew-nya. Padahal selama ini mereka seperti termarginalkan dapat muncul.
“Sudah saatnya kita juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada insan film dari semua genre dan tidak hanya didominasi genre tertentu,” tandas Wina Armada, jurnalis yang memenangi banyak lomba kritik film ini.
Kedua, dengan paramenter genre film yang sama, penilaian menjadi lebih fair.
Empat Genre, 30 Piala
Sementara itu, Ketua Bidang Penjurian FFWI, Yan Widjaya, menerangkan, semula panitia akan menilai empat genre film, masing-masing genre drama, horor, komedi dan laga.
Syarat agar dapat dinilai menjadi satu klaster genre tersendiri, minimal harus ada lima peserta.
“Tetapi diprediksi genre laga, pesertanya tidak sampa lima, sehingga kemungkinan untuk tahun ini genre laga belum dapat dinilai,” kata Yan Widjaya.
Dalam hal ini peserta genre laga akan dimasukkan ke genre yang paling berkenaan dengan genre karya film tersebut.
Yan Widjaya menjelaskan, dari setiap genre ada sembilan unsur yang akan dinilai oleh Dewan Juri FFWI. Dengan tiga genre film, masing-masing genre dinilai sembilan unsur, jelas Yan Widjaya, hal itu berarti sudah ada 27 piala untuk pemenang.
Kemudian disiapkan tambahan 3 piala khusus yang akan diberikan kepada tokoh khusus. Berarti total ada 30 Piala,” kata Yan.
Menurut Yan Widjaya, walaupun dalam ajang FFWI disediakan 30 piala, belum tentu semua piala itu akan habis terdistribusikan.
“Kalau memang tidak ada yang memenuhi syarat kriteria Dewan Juri, tidak akan dipaksakan ada pemenangnya,” kata Yan Widjaya.
FFWI XI diselenggarakan oleh Wartawan Film dan Kebudayaan bermitra dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Seni Baru, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dan Riset Teknologi.
FFWI telah diluncurkan tanggal 7 Juli lalu, dan malam puncaknya akan diselenggarakan tanggal 28 Oktober..***