Oleh ICAD M IRSYAAD
Seide.id –Suara terompet bergema di penjuru udara kota Guca, Serbia. Ribuan orang berkerumun di kota kecil tersebut pada hari Jumat, 13/8/2021, untuk mengikuti Festival Orkes Tiup Guca ke-60. Para pengunjung yang mengikuti festival tersebut nampak tidak terpengaruh oleh berita meningkatnya kasus Covid-19 yang melanda Serbia.
Ketika bangsa Indonesia sedang gamang merayakan ulang tahun ke 76 kemerdekaannya di tengah ancaman pandemi Covud-19, apa yang terjadi di Republik Serbia menjadi relevan diperhatikan. Sebab, setelah tahun lalu ditiadakan karena alasan pandemi, tradisi festival orkes tiup kembali diselenggarakan. Tentu bukan sekadar untuk bersenang-senang, melainkan demi merawat tradisi budaya bangsanya.
Republik Serbia adalah negara republik di tenggara dan pusat Eropa yang pernah tercabik-cabik perang. Serbia dikeliling dan berbatasan dengan Hungaria, Rumania, Bulgaria, Kroasia, Monetenegro dan Bosnia Herzegovina. Setelah tercabik perang, pada 2003 hingga 2006, Serbia bergabung dengan Montenegro dalam persemakmuran Uni Negara Serbia-Montenegro dan menjadikan Beograd sebagai Ibu Kota.
Kendati digebah perang dan diguncang malapetaka pertempuran cukup panjang, bangsa Serbia tetap merasa perlu merawat tradisi budaya leluhurnya. Hal tersebut menjadi penting agar jati diri bangsa Serbia tidak luntur atau hilang disergao penetrasi budaya asing.
Festival Orkes Tiup Guca, pertama kali diadakan pada tahun 1961. Pada awalnya, hanya ada empat kelompok musik yang mengikuti kompetisi Golden Trumpet Trophy —piala dalam kompetisi di festival Orkes tiup Guca. Kini, festival tersebut adalah acara musik tradisional terbesar di Serbia. Akan tetapi pada tahun 2020, festival tersebut ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Tahun ini, para pengunjung harus mematuhi beberapa peraturan untuk memasuki kota Guca. Kota Guca, adalah sebuah kota kecil yang terletak di barisan bukit rendah, sebelah barat daya Serbia. Para pengunjung yang datang ke kota tersebut harus menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif Covid-19.
Orkes Tiup, memiliki tradisi yang panjang di Serbia. Pada tahun 1831, kerajaan Serbia membuat keputusan untuk membentuk kelompok musik di dalam militer. Kelompok musik militer tersebut serta kelompok musik lainnya dihadirkan dalam upacara pernikahan hingga upacara kematian.
Berdasarkan sejarah festival Orkes Tiup Guca, terhitung sekitar 15 juta orang pernah menghadiri acara tersebut. Panitia penyelenggara dan pihak berwenang setempat berharap bahwa ekonomi lokal dapat terbantu dengan berlangsungnya festival tersebut. Hasil penjualan tiket, cinderamata, dan pajak yang dibayar oleh pemilik restoran —dalam festival Orkes Tiup Guca — dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.
“Banyak orang tidak jadi datang karena tidak dapat memenuhi protokol kesehatan Covid-19 yang ada di sini,” kata Jovan Kovacevic, Direktur Pusat Kebudayaan kota Guca.
Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan di Serbia. Meningkatnya kasus Covid-19 di Serbia terjadi karena munculnya varian delta. Mayoritas pasien terjangkit Covid-19, adalah yang belum divaksinasi.
Negara Serbia, memiliki sekitar 7 juta penduduk. Tercatat, di negara tersebut sebanyak 730.332 kasus Covid-19 dengan kasus kematian sebanyak 7.159 jiwa. Saat ini, sekitar 50 persen populasi sudah divaksinasi.
Di tengah ancaman pandemi yang berisiko maut, menjaga dan merawat tradisi budaya leluhur tetap dilakukan bangsa Serbia. Barangkali karena teguh tidak ingin kehilangan jati diri bangsa dan tanah airnya. *
*Icad M Irsyaad, mahasiswa Universitas Indonesia