Seide.id – FIFA telah membatalkan drawing atau pengundian babak grup Sepak Bola Piala Dunia U 20 yang semula akan dilaksanakan di Bali pada 31 Maret 2023 karena adanya penolakan dari pemerintah setempat, Bali.
Tercatat dua kepala daerah yang menolak kehadiran timnas Israel, bermain di wilayahnya.
I Wayan Koster
Gubernur Bali I Wayan Koster mengirim surat T.00.426/11470 /SEKRET kepada Menteri Pemuda dan Olahraga pada 14 Maret 2023. Isinya menolak Timnas Israel berlaga di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20.
“Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali,” isi surat tersebut.
Ganjar Pramowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menolak timnas Israel berlaga di ajang piala dunia U-20.
Sebagai kader PDIP, Ganjar tegaskan dirinya memegang teguh amanat Bung Karno untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.
“Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau,” kata Ganjar di Semarang.
Menurutnya, ia sudah berkomunikasi dengan PSSI dan beberapa menteri.
“Sehingga penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa dilakukan tanpa mengorbankan komitmen panjang kita untuk mewujudkan Palestina merdeka serta tetap menjaga kedamaian sosial-politik di dalam negeri Indonesia,” ujarnya, (23/3)
Sikap Palestina
Ada pun terkait pro-kontra Israel, Palestina buka suara. Pemerintah negara itu justru tidak mempermasalahkan keikutsertaan Timnas Israel.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun mengatakan, FIFA punya aturan sendiri, sehingga, bukan kapasitas dia turut campur urusan ini.
Al Shun juga menggarisbawahi event U-20 jangan dikaitkan dengan konflik politik.
“Keikutsertaan masing-masing negara dalam event ini tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak suka dengan suatu negara, karena setiap negara ikut serta sebagai bagian dari kompetisi yang berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Zuhair di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/3/2023) dikutip Antara.
Sikap Warganet
Akibat pembatalan dari FIFA, akun Instagram kedua kepala daerah tersebut dibanjiri hujatan dari warganet.
Kemarahan warganet umumnya meminta pertanggungjawaban kedua kepala daerah ini atas ucapan mereka.
Kedua kepala daerah ini juga dianggap mematikan sepak bola Indonesia demi kepentingan mereka. Hal tersebut dikemukakan mulai dari cari massa untuk pemilihan presiden sampai pada cari panggung.
Teriakan kemarahan lainnya, kenapa urusan sepak bola dicampurkan dengan politik?
(ricke senduk)