Oleh EFFI S HIDAYAT
“Amuuuung, Amung…?” Siapa lagi kalau bukan gadis bermata almond itu yang berani mati memanggil-manggil nama kecilnya dengan intonasi naik turun mendayu-dayu?
Ya, hanya kepada Tasya, Amung yang biasanya pemberang itu mendadak lemah-lembut. Bahkan, cuma sekadar ingin menikmati bintang di mata almondnya , Amung nekad mengaku suka sekali kepada bunga bakung.
Ha, padahal apa kata dunia, jika teman sesama kribo geng motornya tahu. Mosok, sih, Amung yang gagah berani tergila-gila kepada bunga bakung putih sederhana apa adanya? Tetapi begitulah cinta mampu mengubah orang menjadi tak realistis.
Amung — tepatnya Aries, begitu nama yang tertera di KTP, tertegun di depan
satu di antara sekian banyak lukisan yang sedang digelar dalam pameran lukisan di sebuah galeri terkenal itu. Ya, bukan hanya menawan, lukisan bunga Lily di depannya teramat amat digandrungi, dikangeninya!
Amung merasa tak asing dengan goresan kuas yang halus berkarakter itu. Terlebih tandatangan di bawah lukisan dan inisitial kecilnya: “tas”… bukankah kepanjangan dari Tasya?
Rasa rindu menggigit pelan-pelan. Terkenang Tasya yang digandengnya malu-malu suatu hari Minggu ke gereja. Dan, ketika Amung berulang-tahun Tasya memberinya hadiah : coretan sketsa bunga bakung. “Ini bunga Bakung untuk Amung” tulis gadis berponi itu singkat namun membuat hati Amung dipenuhi lagu.
Sungguh kenangan cinta pertama yang tak pernah ia lupakan, walau kemudian Tasya menghilang ikut orangtuanya pindah ke luar negeri.
“Masih suka bunga Bakung, Mung?” Tiba-tiba didengarnya sebuah suara di sisi telinganya menyapa. Amung terkejut. Refleks ia menoleh dan mendapati sepasang mata almond yang bersinar cemerlang. Ah, rupanya dia masih dikenali. Padahal sudah bertahun-tahun lewat….
“Tasya! Apa kabar?” Hati Amung terlonjak menggelinjang riang. Senyum perempuan dewasa yang tak lagi berponi itu begitu lembut. Mengguratkan kerinduan yang tak disembunyikan. Dua pasang mata bersitatap dalam-dalam….
Dan, waktu seolah membeku di antara mereka. Hingga mendadak sebuah panggilan bersuara bening menyela lincah, memecah keheningan; ” Papa…! Bunganya bagusss ya, Pa?”