Salah satu jenis fiksi yang saat ini populer adalah fiksi mini, yaitu cerpen yang ekstra pendek. Meskipin pendek, fiksi mini mengandung semua unsur yang ada dalam sebuah cerpen, seperti judul, plot, konflik, tokoh, dan ending. Surprise ending atau twist ending adalah ciri khas yang membuatnya memikat. Berikut fiksi mini yang saya tulis. Panjangnya sekitar 200 kata.
PRETTY PRITA
“Halo Pretty,” sapa lelaki itu ketika Prita membuka pintu.
“Ngaco ah. Namaku Prita.” Ia pura-pura cemberut.
“Buatku kamu Pretty. Okelah, Pretty Prita.”
Di restoran mereka mempelajari menu. “Pesan apa, Pretty? Nanti aku ikut kamu.”
“Lho, jangan begitu. Kamu pilih kesukaanmu, aku juga. Nanti kita share.”
Buntut-buntutnya, lelaki itu lebih banyak nebeng pilihan Prita daripada sebaliknya. Itu karena Prita yang pretty itu juga petite, makannya hanya sedikit. Ia suka melihat cara lelaki itu makan. Tidak tergesa-gesa dan tanpa sisa.
Karena malam masih ‘muda’, mereka jalan-jalan dulu di mal sambil bergenggaman tangan. Prita tidak mau membeli sebatang lipstik pun, karena tahu lelaki itu pasti akan membayarinya. Mereka pulang pas sebelum “jam malam” tiba.
Di depan rumah, di antara rerimbunan kemuning, lelaki itu mendekatkan wajah dan Prita pasrah…. Rasanya seperti terlambung di gelombang laut yang lembut, atau di awan yang empuk.
**
Prita terbangun. Ia terbaring di kamarnya, di bawah selimut tipisnya. Duh, ada apa denganku? Kok mimpi kencan? Kok mimpi lelaki?
Ah… mimpi. Mimpi adalah milik pribadi. Boleh dinikmati tanpa seorang pun boleh mengintip. Prita tersenyum sendiri.
“Ada apa, Ta? Mimpi buruk, ya?”
Mendengar suara itu ia berpaling. O lala, ternyata lelaki di sisinya adalah dia yang baru saja hadir dalam mimpinya, hanya saja dalam versi berbeda.
“Mimpi manis,” jawabnya sambil mengelus pipi suaminya.
Mimpi dirimu yang dulu, tambahnya dalam hati. Dulu… waktu kau memanggilku Pretty Prita dan aku menyebutmu Handsome Handy. Sebelum romantisme masa muda berubah bentuk seiring tanggung jawab sebagai Mamah dan Papah.
20 Juni 2022
