Foto: Aarteya
Saya bergaul dengan banyak kalangan elite politik dan birokrat. Tentu dalam lingkaran komunitas bisnis. Setelah reformasi, yang berani tampil jadi presiden tanpa oligarki adaah Gus Dur. Walau dia jadi Presiden berkat kompromi antara poros tengah dan TNI, Gus Dur nothing to lose. Dia didorong jadi presiden karena alasan” asal bukan Mega”. Itu prinsip Amin Rais Dkk. Faktanya, setelah Gus Dur jadi Presiden, semua koalisi kehilangan harapan untuk menjadikan Gus Dur sebagai boneka. Akhirnya dia dijatuhkan karena kompromi politik antar elite. itupun setelah PDIP mau mengerti posisi koalisi dan TNI.
Munculnya SBY juga karena kreasi antara elite TNI dan Partai yang berazaskan Islam. Itu juga dengan alasan karena TNI tergusur dari Golkar dan Partai islam engga yakin bisa lawan PDIP. TNI yang punya koneksi dengan group konglomerat berhasil mendapatkan sumber daya keuangan untuk biaya kampanye SBY. Sehingga dengan mudah MEGA yang petanaha, kalah dalam pemilu 2004. Mega pasti kecewa. Karena tadinya dia naik jadi presiden menggantikan Gus Dur karena adanya dukungan TNI dan Partai islam. Yang lebih kecewa lagi yang dulu meyakinkan Mega adalah SBY. Kini SBY yang hostile take over asetnya dan kalahkan dia di pilpres.
Dua periode SBY jadi presiden. Tentu para gank pengusaha yang dibina TNI mendapatkan bisnis besar. Ratusan ribu hektar lahan sawit mereka dapatkan. Belum ratusan ribu hektar tambang batubara. Termasuk tambang emas di Jawa, Sumratera dan Kalimatan. Singkatnya selama dua periode, OKB bermunculan dan pemain lama semakin tajir. Sementara kasus BLBI mereka dibiarkan begitu saja. Dead duck. Lucunya mereka bisa ambil lagi asset yang tadi sudah dikuasai negara lewat skema BPPN. Selalu lelang divestasi oleh Pengelola Asset Indonesia dimenangkan mereka.
Tahun 2013 harga sawit jatuh dan batubara terjun bebas. Para konglomerat pada tiarap. Mereka suffering dengan utang gigantik. Saat itulah elite TNI mendatangi elite Golkar untuk memunculkan capres yang bukan elite partai namun berasal dari partai, yang pro rakyat kecil. Ini penting. Karena situasi ekonomi sedang falling down. Perlu kebijakan keras agar ekonomi bisa bangkit. Perlu narasi baru untuk memberikan hope kepada rakyat. Elite TNI menemukan itu ada pada sosok Jokowi. Melalui JK, TNI bisa meyakinkan agar JKW jadi capres dari PDIP. JK juga yang lobi Mega agar jadikan JKW sebagai capres namun Jk jadi wakil, itu syaratnya.
Kesepakatan itu, tentu atas persetujuan dari SBY. Dan SBY juga yang menggerakan patron pengusaha agar membantu JKW. Sebelum JKW terpilih sebagai Presiden, sudah ada program detail yang harus dilaksanakan, yaitu MP3EI. Itu program yang di design SBY. Namun dalam program itu disisipkan moratorium kebun sawit dan tambang. Agar tidak bertambah jaringan cukong rente. Cukup gang SBY aja. Makanya jangan kaget UU Ciptaker batal. Sudah bisa ditebak. Walau penuh drama proses menuju PILPRES, akhirnya agenda Politik JKW-RI-1 tercapai.
Shadow power dan sekaligus filter power itu adalah SBY, dari group cukong, MEGA, group wong cilik, JK, group Islam. itu tak tergantikan. Walau ada intrik politik, riak yang menggoyang mereka bertiga, tiga filter kekuasaan itu tidak tergoyahkan karena TNI back up mereka. Jadi siapapun nanti yang capres, tanpa didukung tiga orang itu, pasti kandas. Mengapa? Selagi sempak laku dijual, dan orang masih banyak yang miskin dan masih banyak orang baper soal agama, selama itu mereka adalah king maker. Apalagi kini harga sawit dan batubara melambung.
TULISAN LAINNYA