Seide.id – Hamil bisa memicu munculnya gangguan jantung? Kenyataannya, memang ada beberapa gangguan jantung yang berkaitan dengan kehamilan. Artinya, penyakit/gangguan jantung tersebut baru ketahuan atau muncul gejala medisnya saat hamil. Yakni berupa gangguan gagal jantung, seperti sesak napas ataupun jantung berdebar-debar.
Salah satu gangguan tersebut adalah penyakit jantung katup akibat adanya kebocoran pada katup jantung. Penyakit ini, sekitar 80% terjadi karena penyakit jantung rematik. Tentu saja jantung rematik tak sama dengan penyakit rematik yang kita kenal. Yang gejalanya antara lain berupa pegal-pegal atau peradangan pada sendi.
Yang dimaksud dengan jantung rematik adalah kerusakan/kelainan pada klep jantung akibat perubahan sistem imun. Perubahan ini merupakan reaksi tubuh terhadap kuman penyebab infeksi yang masuk jauh-jauh hari sebelum si ibu hamil. Bisa saja saat si ibu hamil masih anak-anak atau semasa remaja.
Katup Menyempit
Dengan antenatal care yang baik, dapat diketahui adanya penyakit jantung katup. Tentu saja asalkan bidan atau ginekolog yang menanganinya cermat saat melakukan anamnesis maupun pemeriksaan kesehatan fisik secara umum pada ibu hamil. Terlebih pada mereka yang menjalani kehamilan kembar atau ada riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi pada kehamilan. Begitu juga jika kehamilan sebelumnya ada gangguan jantung temporer, mengingat penyakit jantung katup ini cenderung berulang.
Kendati awalnya kelainan katup jantung banyak ditemui pada masyarakat kelas bawah, bukan berarti yang berlatar belakang ekonomi menengah ke atas bisa luput begitu saja. Yang jelas, kelainan jantung ini terkait erat dengan rendahnya faktor kebersihan diri maupun lingkungan serta gizi buruk. Bisa saja kan orang kaya kondisi gizinya buruk akibat pola hidup dan kebiasaan makan yang salah.
Penyakit katup jantung ini nantinya akan menimbulkan banyak masalah saat kehamilan. Antara lain penyempitan katup mitral, yakni katup atrioventrikular yang berada di antara serambi kiri dan bilik kiri jantung. Kalau lubangnya mengecil akibat penyempitan atau sumbatan, berarti aliran darah dari serambi kiri ke bilik kiri kecil sekali. Padahal darah dari bilik kiri inilah yang akan dipompakan ke seluruh tubuh, termasuk pada janin dalam rahim. Mau tidak mau output atau curah jantung ke seluruh tubuh jadi kurang juga.
Terjadi Hemodilusi
Pada orang normal, katup mitral biasanya berdiameter sekitar 3,5 cm hingga 4,5 cm. Sementara pada mereka yang mengalami penyempitan, diameternya bisa kurang dari 1 cm! Padahal secara fisiologis, curah jantung pada orang hamil justru mengalami peningkatan. Begitu juga frekuensi denyut jantung. Tak heran kalau jantung bekerja lebih keras guna memenuhi kebutuhan si ibu maupun janinnya.
Sementara di saat yang sama juga terjadi hemodilusi. Yakni terjadinya peningkatan volume darah namun konsentrasi sel-sel darah merahnya relatif tetap. Pengenceran darah ini puncaknya berlangsung pada kehamilan usia 24-32 minggu. Nah, bisa dibayangkan bagaimana beratnya beban kerja jantung pada ibu hamil yang juga mengalami gangguan jantung!
Puspayanti