Seide.id – Terkait dengan kisruh yang terjadi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa tidak ada pemaksaan bagi mereka yang menolak pengukuran lahan mereka.
Pengukuran lahan di Desa Wadas, Jawa Tengah, tersebut dilakukan hanya terhadap lahan mereka yang menyetujui pengukuran itu.
“Yang kemarin itu, itu pengukuran untuk mereka yang sudah siap diukur dan mereka meminta untuk diukur gitu. Jadi, kami tidak mengukur dan tidak memaksakan kepada yang lainnya,” tegas Ganjar Pranowo.
Diketahui, pada Rabu (9/2/2022), Ganjar Pranowo menemui warga Desa Wadas yang pro- penambangan.
“Sesuai janji, hari ini saya ke Wadas. Sempat bertemu dengan warga yang setuju dengan pengadaan lahan. Mereka ini baru saja mengikuti pengukuran tanahnya bersama petugas BPN,” kata Ganjar (9/2/2022).
Menurut ia, hingga kemarin sudah ada 346 bidang lahan yang diukur dengan persetujuan pemiliknya.
“Jadi kami waktu membuat tim, setelah gugatan-gugatan ini selesai dalam arti sudah inkrah semuanya, maka kami sampaikan, ya sudah yang diukur yang sudah setuju dulu, jangan bicara pada yang lain, karena totalnya itu kira-kira ada 617 bidang, kalau 346 sudah setuju itu aja dulu,” ujar ia.
Tidak pada yang tidak setuju
Pengukuran tidak dilakukan terhadap yang tidak setuju. Sebab, jika dilakukan, sudah pasti itu akan menjadi persoalan.
“Jadi kami sudah hati-hati,” tambah ia..
Ganjar menjelaskan, sebelumnya telah diinformasikan bahwa pengukuran akan dilakukan atas lahan yang pemiliknya setuju dan meminta tanahnya diukur.
“Dan, masih ada 173 bidang yang masih abu-abu antara iya dan tidak dan ada 98 kurang lebih menolak, ini catatan kita dari sumber BPWS per 13 Januari mungkin sudah berubah. Dari situlah 346 itu sampai dengan kemarin tinggal 25 bidang,” beber ia.
Membuka ruang dialog
Dalam temu mukanya dengan warga yang setuju, GanjarPranowo juga membuka situasi yang ada saat warga mengucapkan terima kasih padanya.
“Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Tidak apa. Yang penting rukun. Kenapa? Agar persaudaraannya nanti tidak gontok-gontokan, saling menghormati, ” tuturnya.
Pada mereka yang tidak setuju, Ganjar jelaskan pada warga, akan ada dialog.
“Nanti untuk yang belum setuju, kita ajak ngobrol lagi,” ungkap.
Hal ini juga ditegaskan Ganjar pada akun Instgramnya, (9/2/20220) saat ia meminta maaf dan menyatakan bertanggung jawab.
“Kami membuka ruang dialog dengan fasilitasi Komnas HAM agar penyelesaian masalah ini menjadi kebaikan untuk semua pihak,” ujar Ganjar.
(