Di tengah kondisi ekonomi dan keuangan dunia yang sedang tidak baik, Credit Sussie, bank terkenal dunia, sesdang mengalami percobaan untuk bangkit, atau terpuruk seperti yang pernah menimpa pada Lehman Brothers. (Foto CADTM)
Dunia keuangan sedang diuji. Salah satu bank investasi terbesar dunia, Credit Suisse ( CS) sedang mengalami penurunan tajam seperti halnya dulu Lehman Brothers mengalami kebangkrutan. Lehman terdampak krisis keuangan global pada 2008 hingga 2009.
Kini, bank terpercaya dan terbesar Credit Suisse yang memiliki kepercayaan besar seperti Lehman Brothers sedang susah. Tetapi kemungkinan dampaknya akan lebih meluas dan menyakitkan daripada kejatuhan Lehkan Brothers.
AUM Cukup Besar
Lehman Brothers memiliki Assets Under Management ( AUM) atau aset yang dikelola sebesar $246 miliar, Credit Suisse memiliki AUM memiliki AUM $1,5 triliun atau mendekati 7% dari PDB Amerika.
Hari-hari menjelang kejatuhan Lehman mirip dengan Sussie. Hal ini ditandai antara lain harga opsi ( Options Price) Credit Suisse mempertontonkan pergerakan eksposif dalam tiga bulan ke depan. Volatilitas tersirat dari opsi yang mencapai titik tertinggi satu dekati.
Menurut beberapa berita Credit Default Swaps (CDS) Sussie melebihi baas 250 basis point. Artinya lebih tinggi level maksimal tahun 2009. Setidaknya, dua berita di atas mulai membikin stress beberapa media. Para ahli keuangan bisa membuat perkiraanbahwa krisis keuangan berikutnya bisa terjadi pada tahun ini atau 2023 nanti.
Lebih memprihatikan lagi, hasil investasi obligasi Suisse hanya 6,4%, yang tidak menggambarkan potensi kebangkrutan. Sebagai perbandingan, obligasi Ukraina senilai 67%, menunjukkan rasio besar kebangkrutan)
Rasio kecukupan modal CET1 (persyaratan modal cadangan untuk semua bank) untuk Credit Suisse adalah 13,5% vs. CET1 yang disyaratkan di Swiss sebesar 10% dan 8% secara global. Sepanjang Krisis Finansial Global 2008-2009, rasio kecukupan modal sebagian besar bank berada pada 5%, atau 2x lebih kecil dari yang dimiliki CS saat ini.
Memanfaatkan The Fed
Terlepas dari fundamental yang kuat, saham Credit Suisse turun secara signifikan karena profitabilitas yang lebih buruk dari perkiraan. Tetapi, itu bisa saja akan berubah, mengingat bank mana pun di seluruh dunia, termasuk Credit Suisse akan bisa memperoleh manfaat dari kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed, sebab mereka akan bisa menagih lebih banyak dari kliennya.
Ada cukup banyak investor lebih takut berinvestasi dalam aset alternatif, mereka memilih menabung lebih banyak di bank untuk mendapatkan tingkat jaminan tetap (yang meningkat), meski tidak besar.
Pun demikian, Credit Suisse sepertinya cukup tangguh dengan indikator fundamental di atas rata-rata. Padahal, Suisse dalam kondisi guncangan beberapa masalah. Selain kinerja bisnis memburuk, beberapa penerbitan obligasi merugi, ada proses pengadilan yang mesti ditempuh, ada salah satu karyawannya menyembunyikan kerugian sebesar $1,27 miliar yang dia lakukan untuk klien, dan beberapa hal lainnya yang membuat Suisse harus bekerja lebih keras untuk menjadi lebih baik.
Namun kondisi ekonomi dan keuangan dunia sedang tidak baik. Banyak pemicu yanag bisa menyebabkan Credit Sussie bangkit atau terperosok lebih dalam.
Sumber Telo