Gelang Tangan Membatasi Mereka Yang Menolak Vaksin

Oleh MAS SOEGENG

Sejak dilakukan pembatasan pergerakan warga, kasus covid semakin meningkat. Mulai dari 20,000 naik ke angka 25,000 hingga kemarin 47,889 kasus per hari. Tertinggi di dunia. Malu kita.

Ada bebeapa penyebab, antara lain mereka yang bandel, tak mau pakai masker, tidak jaga jarak, dan mereka yang menolak vaksin. Kontribusi kenaikan kasus covid dari sana. 

Di Jakarta, dua hari lalu ada kabar 50% warganya potensi terkena covid. Ini masuk akal. di Jakarta, warga Gubernur Anies Baswedan ini 33% menolak vaksin. Ini daerah yang layak dijauhi, mengingat banyak orang keluar masuk DKI. 

Kalau di Jakarta penolak vaksin ada 33%, Jawa Timur 32% dan Banten 31%. Lihat saja mengapa penolak vaksin ada di 3 tempat yang warganya . (Jika dibeberkan di sini, akan panjang ceritanya. Itu untuk kisah nanti saja).  

Banyaknya orang menolak vaksis, menurut saya berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin. Baik soal keselamatan, keamanan serta hoax yang dipaparkan banyak ustadz tentang Covid ini. 

Berkerumun, bertemu orang, kita tak tahu orang itu sudah divaksin atau belum. Tentu setiap orang akan merasa aman berdekatan dengan seseorang yang sudah divaksin. Kita tak mungkin selalu bertanya : sudah vaksin belum ?

Pemerintah, selain memberikan sertifikat vaksin, mestinya juga memberi tanda pada orang yang sudah divaksin. Bisa dengan gelang di tangan. Warna kuning menunjukkan dia sudah divaksin satu kali. Hijau sudah divaksin dua kali. 

Sudah divaksin atau belum, semua arang ingin menghindari virus.  Dengan tanda atau gelang di tangan, kita bisa menghindari diri dari potensi terkena covid. 

International Patient Safety Gold, pernah melansir keselamatan manusia lewat tanda gelang di tangan. Manfaatnya untuk meningkatkan keselamatan pasien, diantaranya identifikasi pasien, komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, proses dan prosedur pada pasien, mengurangi infeksi dengan mencuci tangan, serta mengurangi risiko jatuh.

Identifikasi pasien melalui 6 tanda gelang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan penanganan atau menghindari dari bahaya terkena penularan. Identifikasi yang baik dan benar bisa nanti diberi tanda meliputi nama, tanggal lahir, nomor medical record, serta pemberian gelang warna. 

Kita tak perlu seribet itu. Cukup dua gelang. Kuning itu vaksin sekali, hijau untuk vaksin dua kalu, tanpa gelang jelas harus dijauhi, kalau tak mau terpapar. Kalau orang bisa menolkak vaksin, kita juga bisa tak bergaul dulu dengan orang yang menolkak vaksin. Mereka rentan terkena Covid. Ini lebih aman dan mudah, jika setiap orang yang sudah divaksin memakai tanda sebagai awal keselamatan kita terhadap viruscorona. Dari sini, yakinlah, bahwa jumlah mereka yang terpapar virus akan memurun tajam. Ini mempercepat bahwa Indonesia akan baik -baik saja…….

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.