Foto : Jehyun Sung / Unsplash
Penulis : Jlitheng
Pertama: Bekerja Kemput dan Komplit
Kedua: Bekerja Mumpuni dan Mrantasi
Ketiga: Bekerja berOborkan Sabda-Nya
Seorang gembala atau pemimpin yang benar-benar kerja kemput dan komplit, memberikan indikasi, bahwa dia akan disebut gembala yang jitu. Mengapa? Sebab dia melandaskan tugasnya pada fakta dan bukan katanya. Dia tahu betul persoalan yang jadi tanggung jawabnya, dan ia tahu betul kebutuhan orang – orang yang dituntunnya.
Dengan cara itu, kemput dan komplet, dia akan jadi gembala yang Mumpuni lan Mrantasi.
Seorang gembala atau pemimpin disebut mumpuni, jika ia menguasai hakekat dari tugasnya dan inti permasalahan yang harus diselesaikannya. Dengan penguasaan yang seperti itu, ia tidak gampang dibohongi, bahkan karena saking gampangnya dibohongi, sangat boleh jadi ia dimanfaatkan oleh anak buahnya, karena tidak mumpuni.
Darimana kemampuan semacam itu diperoleh?
Dari banyak sumber dan cara asal saja ia jadi pribadi yang terbuka dan mau belajar.
Selain mumpuni ia harus mrantasi, artinya ia harus mampu menyelesaikan secara tuntas pekerjaan itu.
Mrantasi mengandung makna sangat dalam terkait dengan tanggung jawab sebagai gembala. Ia tidak mungkin menyerahkan tanggung jawab kerja dan penyelesaiannya pada orang lain. Ia harus mrantasi, menyelesaikannya sampai tuntas dan beres.
Mrantasi juga dalam arti bisa ngrampungi, yaitu membereskan jika ada permasalahan.
Gembala kenangan adalah ia yang tidak tranyakan waton tumindak. Pelitanya adalah Sabda Tuhan. Dia tidak akan mencari dalih apapun untuk mengurangi tanggungjawabnya dalam mrantasi gawe, pekerjaannya.
“Hendaknya kita selalu semangat dan optimistis untuk menyelesaikan, apapun peran hidup kita dengan penuh tanggung jawab.”
Salam sehat dan kendati berat tetap bersemangat berbagi cahaya.