Generasi Digital

INILAH generasi yang sangat berbeda dengan penulis yang mengeja semua huruf dan kata, menghafalkannya dengan bangga. Sementara generasi ini mengakses dan meresepsi data, kata dan makna dengan cubitan di kotak ‘secreen’. Membaca tidak lagi mengeja namun memindainya.

Dengan ujung telunjuknya mereka memindai semesta dalam kecepatan daya tangkap visual dan kognitif yang luar biasa. Mereka tahu banyak, bahkan terlalu banyak. Namun tetap dalam paradoks: mereka juga tak tahu banyak.

Generasi inilah yang akan menentukan bagaimana sebuah bangsa, negara, bahkan kebudayaan akan dikembangkan dan menjadi pada masa nanti. Mungkin sebagian kita tidak rela.

Namun, betapa desisif mereka — tidak hanya membuat musik, tari, pertunjukan menjadi “Gangnam Style” — tetapi juga politik, hukum, agama bahkan lembaga internasional. Karena ratusan juta manusia mengamininya.

Rentetan kalimat di atas adalah cuplikan dari artikel ‘Generasi Digital’ ditulis budayawan Radhar Panca Dahana yang saya ambil dari buku berjudul “Milenial dan Jebakan Virtual” karya budayawan tersebut, diterbitkan oleh Nabhan Galeri (Cetakan I November 2020).

Buku setebal 246 halaman yang terbagi atas tiga bab ini, saya terima dari kiriman sahabat saya Mas Hamid Nabhan.

(09.01.21)

Avatar photo

About Amang Mawardi

Penulis dan wartawan tinggal di Surabaya