GET OUT OF AFGHANISTAN (8): Janji Palsu Penguasa Baru

Warga membawa korban anak kecil

Oleh MAS SOEGENG

Belum ada sehari sejak juru bicara Taliban menyuarakan pengampunan kepada siapapun yang pernah melawan Taliban, akan melepaskan dengan merdeka mereka yang pergi dari Afghanistan,  serta akan memberikan hak-hak pada perempuan Afghanistan, tak ditepati. Semua janji-janjinya palsu. 

Tak lama, Taliban membuat jumpa pers yang disiarkan seluruh dunia, di jalanan, orang-orang berkerumun mulai dicambuki, diusir bahkan ditendang. Tentara Taliban masuk ke bank-bank dan menyuruh pegawai perempuan untuk pulang. Biarkan petugas di bank diurus oleh lelaki, ujar tentara Taliban. Perempuan di rumah saja. Para perempuan hanya bisa membisu dengan aliran air mata.

Seorang perempuan yang tengah berjalan dengan anaknya tak memakai burka di muka umum, langsung ditembak. Anak kecil itu menangis dan darah ibunya membasahi tubuhnya.  Fox News memberitakan hal ini penuh emosi.

Sementara itu, janji lain untuk melepaskan mereka yang akan lari ke luar negeri, juga tak ditepati. Sekarang, tentara memukuli bahkan menembakkan senjata mereka ke arah kerumuman yang akan meninggalkan negeri ini melalui  Bandara di Kabul. 

Anak kecil, orang tua, lelaki dan perempuan nyaris tak dapat berjalan. Kesaksian ini diberikan oleh seorang mantan kontraktor Departemen Luar Negeri Afghanistan yang masih berada di lokasi. “ Ada 10,000an orang lebih berlari secepatnya menuju bandara, sambil ketakutan, histeris dan minta tolong. Mereka berlari, memanjat kawat berduri dan juga dinding yang menutup bandara. Tembok penuh darah merah dan banyak orang jatuh.

Preman Teroris

Pendudukan Afghanistan baru sehari ini, namun telah menampakkan wajah asli teroris Taliban. Kemarahan dunia makin memuncak pada Taliban yang katanya akan berubah. 

Facebook dan Twitter akan memblokir semua berita atau status yang berkaitan dengan Taliban. Mereka mengatakan Taliban adalah kelompok teroris yang tak boleh diberi hati. 

Dengan begini, Afghanistan kembali lagi seperti 20 tahun silam saat Talibat berkuasa. Mereka mencegah perempuan dan anak perempuan meninggalkan rumah tanpa pendamping laki-laki, tidak mengizinkan perempuan bekerja dan melarang mereka memperoleh pendidikan. 

Para perempuan, sekarang berupaya keras mencari burka untuk menutup seluruh tubuh mereka, diam di pojok rumah, menanti Taliban mengetuk pintu untuk melakukan apapun terhadap perempuan yang tak ada harganya di mata Taliban. Mereka sulit minta tolong, sebab meski mere bisa berteriak, apakah akan ada yang menolong ??

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.