Gugur Gunung, Lagu Jawa untuk Membangun Jiwa Pancasila

Foto: Youtube / Suhardji_SKB Gunung Kidul

Seide.id – Di tengah perkembangan teknologi yang makin pesat, segala akses informasi jadi kian mudah. Salah satunya, yaitu perkembangan lagu yang makin marak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Anak-anak zaman sekarang cenderung senang mendengarkan lagu-lagu orang dewasa. Alasannya, lagu itu enak didengar dan liriknya mudah dihafal.

Tak pelak lagi, banyak anak yang kurang mengetahui lagu anak pada zaman dahulu yang sesuai usianya, dan sarat nilai karakter. Akibatnya nilai karakter anak-anak zaman sekarang mengalami kemunduran.
Sehingga peran orangtua sangat dibutuhkan dalam proses pendampingan anak.

Salah satu cara untuk meminimalisir kecenderungan anak agar tidak menggemari lagu orang dewasa adalah memperkenalkan lagu anak yang sesuai usianya.

Tembang Dolanan, lagu anak dalam kesenian Jawa

Lirik Tembang Dolanan menggunakan bahasa Jawa dan sarat nilai moral mengingat sifat dari lagu ini: didaktis dan sosial.

Sifat didaktis memuat unsur pendidikan, dan sosial dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa sosial pada anak. Misalnya, lagu Gugur Gunung. Lagu ini merupakan salah satu tembang dolanan yang diciptakan oleh Ki Narto Sabdo.

Lirik lagu Gugur Gunung dan terjemahannya:

Ayo konco ngayahi karyaning projo.
Kene-kene kene gugur gunung tandang gawe.
Sayuk-sayuk rukun berarengan ro kancane.
Lilo lan legowo kanggo Mulyaning negoro.
Siji loro telu papat maju papat-papat.
Diulang-ulangake mesthi enggal rampunge.
Holobis kontul baris holobis kontul baris (aba-aba).
Holobis kontul baris holobis kontul baris (aba-aba).

Yang artinya…

Ayo teman-teman, bekerja untuk lingkungan.
Sini-sini-sini, gotong royong.
Saling rukun dan bersama-sama dengan teman-teman.
Dengan tulus dan legowo untuk kemuliaan negara.
Satu dua tiga empat – aba-aba – maju empat-empat.
Dikerjakan secara estafet agar pekerjaan segera selesai.

Pesan Moral lagu Gugur Gunung adalah seruan agar masyarakat bahu-membahu membangun desa melalui kegiatan kerja bakti.

Dengan semangat gotong royong itu akan tercipta persatuan dan kesatuan, sekaligus menumbuhkan jiwa Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Songkok dan Peci, Perbedaan Sejarah yang Jarang Diketahui

Jenang Kudus, Oleh-oleh Khas Kudus yang Legit

Masjid Raya Cheng Ho Surabaya, Akulturasi Budaya Arab dan Tionghoa