Perjuangan Hadapi Penyakit dan Ajal Menjemput – Menulis Kehidupan 264

Foto : Gerd Altmann/Pixabay

Beberapa saat lalu, seorang saudara dijemput ajal. Dia adalah seorang aktivis dan seniman daerah yang kreatif penuh semangat. Dan mungkin karena kesibukannya, maka sakitnya baru diketahui saat sudah serius.

Setelah berjuang berobat, dinyatakan para dokter bahwa sudah pulih. Namun, ketika saat pemulihan stamina fisik dan hendak pulang, ternyata kondisinya tiba-tiba berubah tidak stabil. Setelah upaya dirawat sekitar seminggu, akhirnya meninggal dunia. Rencana Sang Pencipta berbeda dengan harapan dan usaha manusia. Ada yang menyedihkan, bahwa sebelum sakitnya, sempat merilis lagi untuk album solo, salah satunya berkisah tentang “mohon izin pulang”. Apakah ini firasat diri atau petunjuk, ya misteri. Sebagai kenangan dan menghantar kepulangan menuju keabadian, saya tuliskan sajak: Menyanyikan Lagu Misteri Ilahi

MENYANYIKAN LAGU MISTERI ILAHI
RIP Yenny Paulina Kabupung

Kaubalut luka di ragamu
dengan nada senyum khas
Kau sembunyikan sakit di hatimu
dengan irama tawa ceria
Luka dan sakit kaubawa
agar hilang pedih perih
dari mata anak suami
dari pandangan orangtua
dari semua sanak keluarga
dari sahabat dan kenalan
Sapa canda sahaja pesona
selalu engkau bagikan tulus
selalu engkau berikan ramah
dalam setiap perjumpaan denganmu

Suara merdumu kaulantunkan
persembahkan getar sanubarimu
tumpahkan melodi jiwamu
Entah lagu kampung halaman
Entah lagu kidung rohani
Entah lagu populer nasional
Entah lagu bahasa asing
Semuanya mengalir dari totalitasmu
Kau memberikan yang terbaik
Kau menyajikan yang terindah
dari talenta berkah pribadimu
agar semua hati terhibur
agar makna lagu tersampaikan
dan pendengar bisa bahagia
jiwa raga rasa pemirsa
mengagungkan Sang Maha Indah

Setelah perjuangan panjangmu
memikul luka perih derita
dengan segala doa usaha
agar bisa pulih sehat
dengan dukungan keluargamu
serta semua para medis
Sang Maha Indah memanggilmu
menyanyikan lagu Misteri Ilahi
kembali ke pangkuan sorgawi
Engkau akhiri kidung kehidupan
dan kami tak berdaya
air mata gugur dukacita
karena kehilangan seorang saudara
berpisah untuk selamanya

Doa, Air mata dan dukacita
mengiringi prosesi pulangmu saudari
Semua kenangan indah terpatri
dalam setiap jejak langkah
dalam setiap amal karya
dalam setiap lantunan suaramu
dalam setiap momen perjumpaan
antara dirimu dan sesama
Dan
atas segala khilaf salahmu
hanya Allah Maha Rahim
Yang pasti anugerahi ampun
dan semua manusia memohon
karena kita sama kelemahannya
dalam ziarah di tengah dunia

Selamat jalan saudara terkasih
Yenny Paulina Kabupung
kembali ke Istana Sorgawi
Yesusmu adalah jalan keselamatan
Maria Bundamu selalu menuntun
melangkah ke pangkuan Pencipta
Sang Hyang Maha Indah
untuk lantunkan nyanyian keabadian
dalam kasihNya tak bertepi
dalam cintaNya indah lestari
“Dia yang memberimu hidup
Dia yang menyertai ziarahmu
Dia yang memanggilmu pulang
Terpujilah Sang Maha Indah”
Meskipun…
terlalu cepat rasanya
bagi kami semua

Perjuangan Memaknai Hakekat Kehidupan – Menulis Kehidupan 223