Halle Berry, Sukses Melawan ‘Kutukan’ Oscar?

Meski meraih predikat aktris kulit hitam pertama yang menyabet Oscar untuk peran utama, tak menjadikannya banjir tawaran. Justru sebaliknya. Tawaran main sepi, rumah tangga bubar. “Entah apa yang terjadi, barangkali dunia telah berubah.” Syukurlah ada skrip bagus sebelum dia menjadi nenek.

MENJADI salahsatu aktris tercantik di muka Bumi yang pernah memenangkan Oscar ternyata tak membuat karir Halle Berry melaju kencang. Hal ini ia akui saat diwawancara majalah Entertainment Weekly belum lama ini. 

Maria Halle Berry mulai dikenal public Amerika setelah menjadi runner-up Miss USA 1986. Tampangnya yang eksotik dan tubuhnya yang sempurna membuatnya langsung mendapat pekerjaan dari Hollywood, apa lagi kalau bukan jadi aktris. Debutnya di tahun 1989 lewat serial Living Dolls. Artinya ia sudah 32 tahun jatuh bangun di Hollywood. 

Tak peduli pernah memenangkan Emmy  Awards dan Golden  Globe untuk perannya dalam TV movie Introducing Dorothy Dandridge di tahun 1999. Juga sebagai aktris terbaik Oscar  2002 lewat Monster’s Ball. Padahal kemenangannya ini adalah sejarah, ia adalah aktris keturunan kulit hitam pertama dan satu-satunya yang pernah memperoleh predikat Aktris (Utama) Terbaik Oscar. Dan rekor ini masih disandangnya hingga sekarang. 

Sampai sekarang, belum ada perempuan kulit warna lain yang pernah memenangkan kategori ini.  Whoopi Goldberg, Viola Davis, Lupita Nyong’o, Jennifer Hudson, Octavia Spencer,  dan Hattie McDaniel, aktris kulit hitam pertama yang memenangkan Oscar di tahun 1939 adalah Aktris Pendukung Terbaik.

Namun Berry mengaku, bahkan sejak kemenangannya di Oscar, ia tak pernah lagi mendapat kiriman skrip yang benar-benar menantang dari produser.  “Saya bak aktris baru yang masih mencari-cari peran,” begitu akunya. “Bagaikan kutukan,” lanjutnya setengah becanda. 

Lalu datanglah sebuah skrip. Dan ia jatuh cinta. Tapi, ini bukan peran untuknya. “Karakter di situ adalah seorang perempuan kulit putih Katholik berusia 20-an,” kenangnya. Bahkan ‘lebih parah’, ini adalah skrip buangan. Awalnya, skrip itu sudah siap difilmkan dengan bintang Blake Lively (yang berkulit putih dan 21 tahun lebih muda), dan akan disutradarai Nick Cassavetes (The NotebookThe Other Woman). 

Namun ia sudah kadung jatuh cinta dan terus menerus memikirkan skrip tadi. “Mungkinkah ini dibayangkan ulang untuk seseorang macam saya?”, ia sibuk bertanya pada dirinya sendiri. “Barangkali bila karakter utamanya diganti perampuan berkulit warna dan paruh baya? Seseorang yang bertarung demi kesempatan terakhirnya, bukan bertarung untuk kesempatan selanjutnya? Ketika seseorang sudah berada di fase tertentu, seharusnya kesempatan ini jadi lebih impactful dan berarti.”

Tapi ia harus menunggu enam bulan, ketika akhirnya Lively benar-benar mundur dari proyek tentang petarung perempuan itu, Berry baru merasa mendapat lampu hijau. Ia lantas mendatangi Basil Iwanyk, produser John Wick 3 – film di mana ia dipertemukan dengan Keanu Reeves – dan menceritakan idenya. Iwanyk hanya bilang: “Idenya bagus. Ayo kita kerjakan. Sekarang buruan cari sutradara!” 

Tapi, bahkan untuk kelas Halle Berry mencari sutradara pun tak semudah itu. Ia bolak balik ditolak, sampai akhirnya memutuskan untuk menyutradarai film itu sendiri. Untungnya, Iwanyk setuju dan segera mencari bintang lain untuk bermain di film yang berjudul Bruised ini. 

Bagi Berry berada di depan dan belakang kamera adalah tantangan. Tapi yang paling berat justru latihan fisik yang disebutnya sangat ‘brutal’, serta bagaimana membuat penonton percaya ada seorang petarung berusia 50-an bisa menang melawan rivalnya yang lebih muda. 

Barangkali memang tak mudah. Tapi mengintip foto dari adegan film Bruised, Berry tampak rela bermata bengkak, tampil jauh dari glamour dan… lebih muda dari usia aslinya. Bahkan tulang rusuknya sempat dua kali patah. Tapi ia tak berhenti shooting. “Ini film independen yang budgetnya kecil,” jelasnya. “Kalau kita ‘break’ bisa-bisa biaya produksi kurang.” 

Baginya, akting bukan hobi. Ini adalah profesi, maka ia harus profesional. “saya punya dua anak,” ujarnya. “Jadi ini masalah ekonomi.” Bisa jadi lantaran faktor ekonomi ini juga Berry kadang mengambil peran yang terkesan asal-asalan. 

Meski lagi-lagi ia mengaku sangat jarang dapat tawaran peran yang benar-benar menantang. “Saya benar-benar heran. Saya kira dulu, habis menang Oscar akan ditimbuni tawaran naskah yang berbobot, tapi entah apa yang terjadi, barangkali dunia telah berubah.” 

Tapi ia bukan tipe yang mudah menyerah. “Saya masih ingin tetap berkarir. Tak usah menunggu benar-benar tua dan berperan sebagai nenek-nenek.” Maka ia pun cuek saja menerima tawaran main di serial TV di saat aktris layer lain merasa main di televisi adalah menurunkan gengsi. “Ketika aktris masuk usia 40-an dan taka da tawaran bagus, saya realistis saja, kenapa tak main di televisi?” 

Banyak yang mengatakan ia kena ‘kutukan’ Oscar bolak-balik. Bukan hanya di urusan karir tapi juga soal jodoh. “Bisa jadi,” timpalnya sambil tertawa. Seperti kita tahu, ‘kutukan’ Oscar biasanya menimpa aktris pemenang Oscar di bidang asmara. Julia Roberts, Sandra Bullock, hingga Reese Witherspoon dan Nicole Kidman semua kehilangan pasangan setelah memenangkan Oscar mereka. Halle Berry tak terkecuali. 

Tak lama setelah menang Oscar, ia cerai dengan musisi Eric Benet. Lalu ia bertemu pacar selanjutnya saat membintangi iklan Versace. Rumah mode inilah yang mempertemukannya dengan model super ganteng asal Kanada, Gabriel Aubrey

Jatuh dinta di set pemotretan, tak lama keduanya pun pacaran. Di luar dugaan, Berry pun mengandung puteri pertama (dan satu-satunya), yang diberi nama Nahla. Sayang, hubungan pasangan super hot-looking ini hanya bertahan lima tahun. 

Setelah beberapa tahun sendiri, ia lantas bertemu dan jatuh cinta pada aktor Perancs Olivier Martinez saat sama-sama membintangi film Dark Tides. Martinez, aktor playboy yang pernah memacari penyanyi Kylie Minogue, aktris Mira Sorvino, hingga Isabella Adjani itu bertekuk lutut dan menikahi Berry di tahun 2013 setelah setahun bertunangan.

Tapi hubungan mereka malah memanas setelah menikah, bahkan Martinez yang temperamental sempat memukuli Gabriel Aubrey yang waktu itu masih berrebut hak asuh putri mereka, Nahla dengan Berry.

Berry dan Martinez sendiri punya seorang anak laki-laki, Maceo, sebelum keduanya lantas bercerai di tahun 2016 silam. 

Percaya atau tidak 14 Agustus ini usianya sudah 55. Tentu saja semua orang akan mengatakan setidaknya ia tampak baru 40-an. Sehari-harinya ibu dua anak ini adalah penggila olahraga. Di sosial medianya, setiap minggu ia memasang fotonya salah olah tubuh. Fisiknya yang sempurna itu juga berkat ‘hidup bersih’ – yang tanpa sengaja harus ia terapkan, lantaran ia punya diabetes tipe 1. 

Belakangan, ia dekat dengan musisi Van Hunt, tapi ia tak lagi peduli akan pernikahan. “Saya hanya ingin hidup berlanjut,” ujarnya simpel. “Saya bosan dengan ‘kutukan’ Oscar.”  ***

Avatar photo

About Ayu Sulistyowati

Mantan Senior Editor di Catchplay, Penulis Lepas Rumah Beruang Production, Penulis Naskah Lepas di Paso Film Centre, Editor Majalah Prodo, Editor In Chief kemana.com, Sekretaris di Bloomberg, Reporter di cewekbanget.id (1995-1997)