Seide.id – telah pasukan sekutu sukses membebaskan Perancis dan Kerajaan Belgia yang dikuasai Jerman, langkah berikutnya adalah menggelar Operasi Market Garden di Belanda.
Ini serbuan berani. Karena bertujuan mengisolasi tentara Jerman yang masih menduduki Belanda.
Merebut jembatan
Pasukan Payung akan diterjunkan, yang kemudian disebut sebagai salah satu operasi Lintas Udara terbesar di dunia, di garis belakang pertahanan lawan.
Jembatan-jembatan penting di perbatasan Belanda-Jerman bakal diduduki, hingga pasukan Jerman di belanda jadi terkurung. Mereka tidak bisa mundur dan bantuan tidak bisa datang karena terpotong di jembatan.
Selain mengurung Belanda, kelak, pasukan Sekutu bisa masuk ke Jerman melewati sungai Rhine untuk menguasai lembah Ruhr (pusat industri Jerman).
Dengan ambisi ini, perang di Eropa diharapkan akan berakhir sebelum Natal 1944 tiba.
Ada Pasukan SS
Divisi-divisi sekutu yang ditugaskan untuk menjalankan misi ini adalah Divisi Lintas Udara ke-101 dan ke-82 dari AS, Divisi Lintas Udara ke-1 Inggris dan Divisi Lintas Udara Polandia ke-1. Misi ini dibantu oleh Korps Kavaleri Inggris ke-30 sebagai pasukan darat, lengkap dengan ratusan tank.
Tugas pasukan payung adalah menguasai jembatan secepat mungkin, lalu mempertahankan jembatan hingga pasukan darat Inggris, Korp ke-30 datang dan melewati jembatan terebut.
Begitu seterusnya sampai jembatan terakhir yang ada di Arnhem, Belanda.
Pada tahap awal, sekutu berhasil menguasai jembatan-jembatan yang ada di sekitar kota Eindhoven di Belanda Selatan dan juga jembatan di kota Nijmegen yang ada di dekat perbatasan Jerman-Belanda.
Namun, Divisi Udara 1 Inggris yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Robert E. “Roy” Urquhart yang bertugas menguasai jembatan di daerah Arnhem dapat dipukul mundur oleh pasukan Panzer SS yang dipimpin oleh Field-Marshall Walter Model.
Blunder sekutu
Pasukan sekutu yang sedianya akan mengurung Jerman yang masih ada di Belanda malah dipotong-potong di sekitar jembatan-jembatan.
Koordinasi jadi kacau. Pasukan payung yang mendarat, justru terjun terlalu jauh dari jembatan. Secara keseluruhan, pasukan sekutu gagal merebut jembatan. Mereka dipukul balik dengan kuat dan terpaksa mundur.
Operasi militer yang digagas oleh jendral Inggris Bernard Montgomery ini dianggap gagal. Bahkan kegagalan terbesar setelah sukses pada pendaratan D-Day di Normandia, 6 Juni 1944 lalu.
Pasokan intel tentang kekuatan tentara Jerman di kawasan itu juga keliru. Dikabarkan berjumlah kecil dan tidak kuat, ternyata pasukan Jerman justru memiliki kekuatan hingga 100.000 orang.
Jumlah ini hampir tiga kali lipat dari pasukan yang menyerbu, yang hanya berkekuatan sekitar 38.000 tentara. Angka korban juga sangat tinggi, 11.377 tewas, terluka atau hilang. 6.946 tentara Inggris hilang dalam tugas. Sementara, pasukan Jerman ‘hanya’ menderita 2.000 tewas dan 6.000 terluka. (gun)