Hati-hati Anak Alergi Obat!

Seid.id – Kejadian alergi obat umumnya dianggap kalangan awam sebagai ketidakcocokan obat. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah obat itu memancing reaksi daya tahan tubuh yang berlebihan.

Akibatnya, timbul hal-hal yang tak diinginkan. Contoh, batuk justru menjadi-jadi. Contoh lain, mendadak gatal-gatal atau bentol-bentol merata di sekujur tubuh.

Setiap orang, termasuk anak, baik yang memiliki bakat alergi maupun tidak, tetap berisiko mengalami alergi obat.

Anak yang awalnya tak bermasalah dengan obat A, di lain waktu tubuhnya menunjukkan gejala alergi terhadap obat yang sama.

Penyebabnya, kondisi tubuh yang sedang tidak fit. Sistem daya tahan tubuh bereaksi berlebihan. Dengan kata lain, kemunculan alergi obat sama sekali tak bisa diduga.

Gejala Alergi
Beragam obat bisa menimbulkan reaksi alergi. Jenis antibiotik, obat penurun panas, atau obat antikejang, contohnya.

Selain itu, ada pula obat yang digunakan dalam pemeriksaan, misalnya ketika dirontgen atau menjelang operasi. Obat yang biasanya disuntikkan itu bisa memancing reaksi cukup berat karena akan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.

Alergi bisa juga diakibatkan oleh lebih dari satu jenis obat secara bersamaan. Ketika anak makan satu jenis obat mungkin itu tidak menimbulkan masalah. Namun, begitu dibarengkan dengan beberapa obat lain, muncul reaksi alergi.

Jangan salah, reaksi alergi pun bisa terjadi karena obat medis jenis herbal.

Sayangnya, kejadian alergi obat (apa pun penyebabnya) kadang tak disadari oleh orangtua. Hal itu pada akhirnya sering memperburuk kondisi anak.

Gejala alergi obat sangat beragam, dari yang paling ringan hingga yang paling berat.

Yang tergolong ringan misalnya tanda-tanda kemerahan dan gatal di kulit. Kemunculannya bisa seketika, bisa juga setelah beberapa kali mengonsumsi obat itu.

Reaksi alergi obat dikatakan berat jika sampai menyebabkan sesak napas (anafilaksis). Atau,  syok, dengan tanda-tanda anak tampak lemas, tekanan darahnya turun drastis, jantungnya berdebar keras, hingga anak tak sadarkan diri. Tentu saja kondisi tersebut sangat membahayakan jiwanya.

Penanganan cepat dan tepat
Apa yang harus dilakukan orangtua begitu tahu anaknya mengalami alergi obat?

Penanganan pertama tentulah segera menghentikan penggunaan obat itu. Termasuk, bila sebelumnya dokter sudah berpesan agar obat tersebut dihabiskan.

Sesegera mungkin bawa anak ke dokter (dokter yang sama atau dokter yang berbeda) beserta obat yang sedang dikonsumsi anak.

Biasanya dokter akan segera tahu obat mana yang menyebabkan reaksi alergi. Ia akan menggantinya dengan obat lain yang berkhasiat sama tetapi berbeda kandungan.

Gejala alergi biasanya akan diredakan dengan obat antialergi. Atau, bila dinilai ringan, gejala akan dibiarkan berhenti dengan sendirinya.

Sebaliknya, jika gejalanya berat, biasanya dokter akan memberi suntikan adrenalin atau antihistamin.

Yang pasti, alergi obat tidak bisa ditangani sendiri di rumah. Apalagi bila reaksi alergi yang muncul cukup berat. Karena itu, sesegera mungkin bawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan yang tepat.

Tertib mencatat
Sebagai tindak pencegahan, ada baiknya orangtua tertib mencatat atau mendokumentasi nama dan kandungan obat yang dikonsumsi anak.

Berbekal catatan yang ada, pelacakan obat yang menimbulkan reaksi alergi akan lebih mudah dilakukan.

Lain waktu, pemberian obat yang sama atau yang nama kandungannya sama bisa dihindari.

Beritahu riwayat alergi obat kepada dokter atau tenaga kesehatan lain yang menanganinya. Ketika anak dinyatakan alergi obat tertentu, “dalil” ini akan berlaku seumur hidup. (Puspayanti, kontributor)