Seide.id – Banyak cara ditawarkan untuk melangsingkan badan.Tapi sedikit cara yang aman di mata kesehatan. Selain cara, juga obat, jamu, herbal, atau apa pun berisiko tidak aman. Betul berkhasiat, namun berisiko merusak kesehatan badan. Kewaspadaan dan tidak mudah percaya harus menjadi modal pertimbangan saat harus memilih pelangsing badan.
NYONYA Sis 38 tahun, berkali-kali ikut metoda pelangsing badan, selalu saja tidak membuahkan hasil. Berefek di awal-awalnya, tidak lagi demikian setelah beberapa waktu. Kini badannya kembali seperti sediakala. Tidak kelewat gemuk amat, tapi masih lebih dari berat badan idealnya. Malah saking kelewat berlebihannya berdiet, malah muncul “efek yoyo”, sehingga malah jadi gembrot.
Berapa berat ideal tubuh kita?
Yang selalu menjadi pertanyaan banyak orang, berapa sesungghnya berat badan ideal tubuh kita? Bahwa penghitungan tinggi dikurangi 100 dipotong lagi 10 persen tidak lebih tepat dalam menilai berat badan ideal seseorang. Kini dipakai IMT atau indeks massa tubuh (body mass index).
Dengan cara menghitung IMT, sudah diperhitungkan juga bobot lainnya selain tulang, dan bagian tubuh bukan otot, sehingga lebih mendekati penilaian sehat tidaknya bobot tubuh. Yang bobotnya dinilai ideal berada pada kisaran indeks 20-25, dengan cara penghitungan berat badan dalam kilogram dibagi pangkat dua tinggi badan dalam meter.
Bila indeksnya lebih dari 25, terbilang gemuk, dan bila lebih dari 30 terbilang sudah kegemukan (obese). Sosok itu bukan saja tak sedap dipandang, gemuk dan kegemukan menyimpan “bom waktu” aneka penyakit kelak di kemudian hari.
Maka sebagai patokan sehat, berat badan ideal ini yang dipakai untuk menilai apakah berat badan seseorang sudah kelebihan dari yang seharusnya, ataukah masih dalam kisaran ideal.
Barang tentu bila indeksnya kurang dari 20 sudah terbilang terlalu kurus, karena konsep berat badan menyehatkan itu tidak gemuk, tapi juga tidak kurus.
Bahwa berat badan akan senantiasa terpelihara dalam kisaran ideal apabila yang kita makan dengan yang kita pakai untuk beraktivitas senantiasa berimbang. Badan akan bertambah berat bila dari hari ke sehari yang kita makan melebihi kebutuhan beraktivitas. Sebaliknya akan semakin kurus kalau aktivitas harian melebihi yang kita makan, atau yang kita makan selalu kurang dari kebutuhan tubuh minimal akan kalori.
Overvalue body image
Yang acap keliru, khususnya di kalangan kaum ibu, bahwa mereka terlampau berlebih menilai citra tubuhnya sendiri. Rata-rata kaum Hawa, terlebih yang masih belia cenderung menilai badannya sudah kelewat gemuk, kendati nyatanya ideal.
Kasus salah nilai begini yang sering bermasalah dalam upaya menguruskan badan. Merasa kegemukan terus sehingga senantiasa terdorong untuk mencari cara, obat, atau apa pun lainnya agar menjadi lebih kurus lagi.
Kebanyakan wanita memang tak tepat menilai sosok tubuhnya sendiri. Cenderung merasa lebih gemuk dari faktanya. Cermin disangkanya selalu berbohong terhadap dirinya. Maka kasus bullimia, antara lain, juga karena salah mencitrakan sosok tubuh.
Bahaya dari selalu merasa citra sosok tubuh lebih gemuk, akan berupaya terus agar mengurangi porsi makan. Makan sesedikit mungkin, bukan jarang sampai menimbulkan penyakit lambung. Lebih dari itu, tubuh kekurangan vitamin dan mineral selain zat gizi vital, termasuk segala yang bersufat esensial bagi tubuh. Lemak esensial, asam amino esensial, selain mineral dan vitamin esensial. Jenis nutrisi yang tubuh sendiri tidak bisa memproduksinya akan menjadi kekurangan bila keliru dalam berdiet.
Kekurangan nutrisi esensial bikin tubuh tidak kelihatan cantik sejati lagi. Mungkin pucat, lesu, lemah, dan lekas letih, tidak tampil prima. Lalu buat apa menjadi langsing kalau tampilan tidak tampak prima. Ini kekeliruan terbesar ketika tak tepat memilih cara melangsingkan tubuh.
Bahwa berdiet yang benar dalam upaya melangsingkan badan mestinya dengan tetap memerhatikan asupan gizi agar tubuh tidak rusak, atau terganggu. Yang memenuhi syarat tepat gizi itu hanya porsi makannya saja yang dikurangi, sedang kualitas lauk pauknya tetap. Porsi yang lebih banyak harus dikurangi ialah jenis menu yang serba manis, serba berlemak, dan gorengan. Memahami ilmu gizi menjadi bagian yang wajib dikuasai agar tidak menjadi salah gizi selama menempuh upaya pelangsingan badan lewat berpantang.
Tidak sembarang minum obat
Celakanya, pilihan metoda pelangsingan badan dan obat yang dipilih, atau herbalnya, atau jamunya, tidak tepat. Selain tidak berkhasiat, jelek efek sampingnya. Ada juga yang betul berkhasiat, namun tidak aman di mata medis. Termasuk obat dokter juga. Tidak semuanya aman dipakai.
Sudah sejak lama obat penekan nafsu makan dipakai untuk melangsingkan badan. Ada dua golongan yang sudah lama ditarikdariperedaran yakni golongan phenfluramin, dan penthermin, keduanya dikenal sebagai golongan pen-phen, yang kini tidak boleh diresepkan lagi karena efek sampingnya jelek. Namun beberapa jamu nakal masih mencampurkannya ke dalam produknya sebagai cara ampuh menguruskan badan.
Belum lama ini obat dokter golongan sibutramine yang selama ini masih diresepkan dokter sudah ditemukan efek jeleknya terhadap jantung dan pembuluh darah (Laporan FDA). Laporan ini menambah kewaspadaan kita dalam menerima obat pelangsing.
Hidup seimbang
Sekali lagi, orang menjadi gemuk kalau yang dimakan melebih yang dipakai aktivitas. Neraca berat badan harus dibuat senantiasa seimbang. Porsi makan dan porsi beraktiivtas harus menjadikan neraca berat badan seimbang. Kalau kelebihan porsi makan, aktivitas ditambah. Kalau kelebihan aktivitas, makan ditambah.
Hal lain memerhatikan asupan makan, dan memahami nilai nutrisi, hidup perlu lebih seimbang kalau tidak ingin kegemukan. Tak cukup hanya mengurangi porsi makan kalau nyatanya tidak cukup bergerak badan. Tak cukup berdiet dan bergerak badan kalau masih tetap stres. Faktor stres juga bisa menambah kegemukan.
Bagi semua ibu, ada imbauan agar menciptakan anak tidak gemuk tapi juga tidak kurus sejak kecil. Lahir cukup 3 kilogram, dan bertumbuh ideal waktu berumur 5 bulan cukup menjadi dua kali berat badan lahir, umur setahun cukup menjadi tiga kali berat badan lahir. Dan berat badan usia kanak-kanak tetap terjaga dengan mematok pada formula 8 + 2 (umur) Kg, sebagai cara penghitungan kasar saja, untuk memantau agar berat badan anak berada di kisaran berat badan wilayah ideal itu. Sudah gemuk sejak kecil, lebih sukar membuatnya jadi kurus, karena bukan saja jumlah sel-selnya lebih banyak, melainkan ukuran sel-selnya juga lebih besar dari normal.
Setelah dewasa, badan kita juga agar tetap terpelihara dalam zona kisaran berat badan ideal. Dengan mematok berat badan ideal, maka setiap kenaikan atau turunnya berat badan yang akan mengendalikan porsi makan kita, dengan catatan aktivitas fisik dirancang cukup banyak bergerak badan secara rutin berkala.***
Dr Handrawan Nadesul