Walk The Talk, alias mempraktekkan kotbah atau ajaran sendiri itu memang perkara yang sulit. Karena manusia memang seringkali kalah oleh dorongan ego dan nafsu.
Sementara ajaran itu bersifat sempurna, seringkali malah utopis. Alias kelewat impossible untuk diwujudkan oleh manusia yang masih compang-camping moralitasnya, masih bisa ‘dibeli’, masih tega melakukan transaksi atas ‘idealisme’ yang dimilikinya.
Pernah seorang kawan berkata,
“Selama tuh orang masih doyan seks dan demen duit, nggak usah terlalu tinggi mengharapkan integritasnya. Ntar loe kecewa.”
Kupikir dia benar. Para pastor, biarawati, biksu dan bhikuni yang sudah diwajibkan abstain terhadap seks pun, masih banyak yang melakukan skandal. Apalagi jika dibenarkan memuaskan dahaga seks dengan segala legitimasinya.
Seorang kawan lain, menambahkan,
“Gue nggak pernah percaya pada agamawan yang badannya tambun atau istrinya banyak. Urusan menahan napsu makan dan seks aja masih keteteran… Gimana mereka bisa nahan gempuran duit dan rongrongan ego?”
Lagi-lagi, aku tergagap. Aih… ada benernya juga.
Itu makanya, lebih mudah nggak usah mengajarkan ilmu apa pun yang harus sebangun dengan prakteknya.
Mendingan diam saja dulu, sibuk kerja dulu, jadi sukses dulu melahirkan banyak karya sebagai barbuk :
Bisa, dalam hal karir.
Bisa, dalam hal usaha dan dagang.
Bisa, dalam hal politik.
Bisa, dalam keilmuan.
Bisa, dalam hal menjaga keutuhan rumah tangga.
Nanti… kelak, setelah sukses, baru deh mengajarkan apa yang sudah berhasil dipraktekkan secara konsisten selama belasan atau puluhan tahun belakangan.
Kan lucu, ngajarin parenting kalau anak-anaknya masih pada balita.
Lucu juga, sharing kiat-kiat pernikahan yang langgeng, kalau usia pernikahannya baru 5 tahun.
Lucu juga bicara soal diet, kalau badannya belum konsisten langsing
Lucu juga, kalau mengkotbahkan hidup yang suci, kalau kelakuannya ngepot sradak sruduk.
Jadi, ‘walk the talk’ itu memang berat. Karena mewajibkan kelakuan kita harus sejalan dengan omongan kita. Jadi kayak penjara… Kemarin aku kotbah apa, eh sejak hari ini sampai hari kematian harus konsisten melakukannya.
Lebih gampang (dan aman!) kalau kita share what we have achieved.
—-> Nah, untuk urusan ini, yang sulit adalah : menutup mulut selama proses masih berlangsung… Soalnya, banyak orang yang kebelet tenar sebelum hasilnya ada…
Nana Padmo
Terjemahan
Gambar 1 :
Kata-katamu itu tidak ada artinya sama sekali jika perilakumu sangat bertolak-belakang.
Gambar 2 :
Mengetahui ‘apa yang benar’ tidak bermakna banyak, kecuali jika anda sudah
melakukan ‘apa yang benar’.
Gambar 3 :
Jangan bicara, lakukan.
Jangan mengatakan, tunjukkan.
Jangan berjanji, buktikan.
Parenting Menarik : Caraku Menghadapi Anak Tantrum