Hidup ini Singkat, Kita mau ke Mana?

Seide.id -Pernahkah kita diarahkan atau ditanya oleh orangtua, ke mana tujuan peziarahan hidup kita?

Jika belum, jangan menyalahkan atau menyesali hal itu. Bisa jadi orangtua kita tidak tahu jawabnya. Merasa belum waktunya untuk mengarahkan atau bertanya pada kita. Bisa juga agar kita mencari dan menemukan jawaban misteri ilahi, sehingga iman kita makin diteguhkan dan membumi.

Oke. Semua itu tidak harus dibuat masalah atau diperdebatkan berkepanjangan.

Sesungguhnya, hidup ini adalah kesempatan untuk jadi baik, dan makin baik. Sehingga tidak ada kata terlambat untuk mencoba, memulai, dan mencintai.

Hal itu yang saya potret pada keluarga A, ketika anak sulungnya ingin kuliahnya pindah jurusan, karena merasa salah pilih dan tidak cocok. Apa jawaban Bapak A untuk menyikapi hal itu?

“Dari awal Bapak tanya, kau pilih jurusan IT tujuanmu harus jelas dan selaras dengan masa depanmu. Tidak ikut-ikutan teman atau agar keren. Kau memberi kepastian IT sebagai masa depanmu. Faktanya, gara-gara teman kuliahmu yang sekamar tampak santai, kau jadi tergoda dan terpengaruh untuk pindah jurusan.”

Bapak A lalu meminta pada anak sulungnya itu untuk merenungkan hal itu. Kerugian besar yang harus ditanggung adalah biaya, waktu, tenaga, dan seterusnya. A meminta agar anaknya lebih fokus kuliah. Alhasil, anaknya menurut, urung pindah, lulus ‘cumlaude’, dan kini sudah bekerja.

“Faktor yang utama dan penting adalah kita harus membiasakan diri untuk membangun berkomunikasi dengan anak sejak dini agar hidup anak terarah dan fokus,” jelas A.

Menurut A, tujuan membangun komunikasi itu dimaksudkan agar hubungan antar anggota keluarga makin dekat, akrab, dan harmonis. Anak berani menyampaikan usul, pendapat, atau mensyeringkan pengalaman.

Selain itu, anak berani mencoba dan memulai hal baru. Tujuannya agar anak makin mengenali dan mencintai bidang yang ditekuninya, dan mandiri.

“Karena hidup ini singkat agar anak mampu mengisi waktunya dengan hal-hal baik dan bermanfaat.”

Saya salut sesalutnya dengan cara berpikir Bapak A dalam memberi pandangan dan membimbing anak-anaknya tanpa harus membatasi, tapi untuk mencintai pekerjaan itu. Sehingga, didasari cinta itu anak terus berkreasi dan berinovasi untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Sesungguhnya, Allah yang menentukan hidup ini. Kita yang menjalani, dan orang lain yang mengomentari. Tapi pribadi yang fokus, komitmen, dan konsinsten itu tetap setia pada profesinya. Sehingga mereka mendulang sukses dan bahagia.

Teruslah mengisi hidup ini dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, karena hidup kita adalah saluran berkat Allah.

Mas Redjo /Red-Joss

Diuber Karma Pala

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang