Seide.id – Sekarang 95 persen kematian sebab penyakit. Hanya 5 persen mati tua. Dulu 5 persen saja kematian sebab penyakit, selebihnya mati tua. Artinya, kebanyakan orang sekarang dirongrong penyakit.
Sakit gigi saja sudah bikin kita tidak nyaman, apalagi penyakit berat, dan kritis. Selain kualitas hidup kita menurun, dan menyisakan kecacatan, ongkos berobat bisa menghabiskan tabungan dan harta kita. Belum tentu juga pasti sembuh. Uang, harta, kekayaan seberapa pun tidak selalu bisa menebus penyakit kita.
Bagaimana cara supaya tidak jatuh sakit. Mengubah gaya hidup sehat. Saya menyampaikan caranya dalam seminar lebih 3 jam nonstop. Waktu dan uang yang Anda keluarkan ikut seminar atau membeli buku kesehatan, tidak sebesar sekadar ongkos berobat flu saja, misalnya. Seminar juga memampukan Anda terbebas dari serangan jantung, stroke, gagal ginjal,bahkan kanker. Lebih dari itu, ada harapan mengulur umur lebih dari takdirnya. Umur yang dirongrong oleh penyakit.
Dunia medis mengenal istilah mati prematur atau premature death, kematian sebelum jatuh tempo. Maka di dunia ada istilah umur harapan hidup (life expectancy at birth). Kalau setiap negara, setiap bangsa, berbeda umur harapan hidupnya, bukan salah Yang Maha Welas Asih, karena semua cucu Adam mewarisi gen yang tidak berbeda. Mestinya punya potensi umur hidup yang sama. Seturut medis tubuh diprogram berpotensi sampai 120 tahun.
Kalau orang Zimbabwe, misalnya, umur harapan hidupnya sekitar 50 tahun, dan orang Okinawa di Jepang bisa seratusan tahun, yang salah bukan warisan gennya, melainkan faktor kondisi negaranya, layanan kesehatannya, pemanfaatan ilmu dan teknologi kedokterannya.
Intervensi ilmu-teknologi kedokteran menambah panjang umur harapan hidup suatu negara. Temuan stem-cell atau sel punca, misalnya, memungkinkan manusia mengganti spare-part organ tubuhnya. Jantung atau hati atau organ tubuh yang sudah rusak bisa diganti dengan yang baru dengan terapi stem-cell. Bank sel talipusat bayi baru lahir dimaksudkan sebagai cadangan suku-cadang organ bila kelak selama hidup perlu diganti. Temuan obat, vaksin, terobosan teknologi nano, sehingga kasus yang sebelumnya tidak mungkin tertolong, kini berhasil disembuhkan, dan umur terulur lagi.
Proyek genome memotret seluruh gen manusia, memungkinkan bukan saja penyakit dan kelemahan yang berakibat mati muda, gen bisa disiangi membuang yang jelek dengan pisau kimia, misalnya. Besar kemungknan bisa diciptakan tubuh yang superman bebas dari penyakit turunan, termasuk bebas dari gen kanker, dan penyakit genetik yang belum ada obatnya. Melihat kemajuan ini, pikir kita, Who’s playing God.
Itu semua yang di mata medis membuka peluang manusia bisa lebih mengulur umur, dan terbebas dari ancaman mati prematur. Oleh karena penyakit apapun kecuali penyakit keturunan, lebih disebabkan keliru memilih gaya hidup, maka gaya hidup orang sedunia harus berubah. Sydney Resolution menyerukan itu tahun 2008, menusia harus berubah, negara harus berubah. Kalau tidak berubah, dalam satu dasawarsa, 400 juta kematian prematur dunia sebab keliru memilih gaya hidup, tidak terselamatkan.
Dari semua gaya hidup yang perlu diubah, soal apa yang kita makan sangat menentukan. Pilihan menu meja makan harus diubah. Pilih slow food, bukan fast food, apalagi junk food. Slow food memilih menu segar raw bebuahan dan sayur mayur. Pilihan sayur mayur dan buah organik, ikan dan daging mentahan, memanfaatkan keutuhan nutrisi setiap bahan makanan. Menu Korea dan Jepang, misalnya. Menu orang sunda, lalapan mentahan.
Sejatinya kesehatan itu ada di dapur, bukan di restoran. Memasak sendiri, pilih bahan organik, tanpa food-additive, taat menu seimbang (balance diet), yakni porsi karbohidrat lebih besar dari protein, porsi protein lebih besar dari porsi lemak. Kalori secukup sesuai berat badan dan aktivitas harian. Berat badan terpelihara ideal dengan menghitung berat dalam Kg dibagi pangkat dua tinggi dalam Meter, indeksnya harus kurang dari 25,0.
Kodrat tubuh kita bukan duduk melainkan bergerak terus. Tak cukup hanya bergerak, perlu meraih aerobik. Paling mudah, murah, dan sederhana dengan jalan kaki tergopoh-gopoh atau brisk walking sehingga degup jantung merain 60-80% dari (220- Umur) degup/menit. Jalan santai atau pekerjaan domestik belum tentu aerobik, hanya melemaskan otot dan melenturkan persendian.
Faktor stres harus diredam, perlu sikap hidup cerdas menatalaksana stressor. Perlu sikap bersyukur dan ekspektasi tidak muluk-muluk. Hidup secukupnya, sak madyo, seimbang dunia-akhirat. Kebanyakan kasus penyakit orang sekarang juga oleh jiwa yang galau, jiwa yang bimbang, cemas, resah, sehingga kuat pengaruhnya terhadap badan. Maka banyak orang sekarang perlu memilih healing therapy. Jiwanya dibuat seimbang kembali. Body and soul memerlukan bukan obat, melainkan meditasi, yoga, dan olah napas lainnya.
Hal lain, dalam hidup yang dikejar tidak terus menerus duniawi, sehingga kita berjuluk treadmill hedonism, sampai tua. Hidup perlu direncanakan. Hanya apabila perencanaan hidup dikerjakan sejak mulai berkarier, maka hidup sehat sampai usia emas bisa diraih.
Waktu muda kerja keras untuk uang, setelah tua uang bekerja untuk hari tua. Untuk itu perlu well-planning sejak masih muda. Kalau mudanya keras, tuanya lembut.
Sejatinya penyakit yang orang sekarang alami, tidak perlu terjadi karena masih mungkin kita cegah. Caranya dengan mengubah gaya hidup sehat sebagaimana diungkap di atas. Bagaimana detil pembahasannya, kapan-kapan bisa ikut mendengarkan obrolan saya, dalam seminar Sehat Itu Murah yang lebih 3 jam nonstop membawakan hampir 200 slide powerpoint. Tujuan akhirnya supaya tidak perlu jatuh sakit.
Betul. Hidup ini terlalu indah untuk dirongrong penyakit. Penyakit yang sebetulnya tidak perlu terjadi kalau kita melakukan segala sesuatu untuk mencegahnya. Bagaimana caranya melakukan segala sesuatu yang mudah, murah, dan sederhana perlu niat, dan asal kita mau.
Soal kita mau tidaknya, tergantung kita sendiri. Bahwa kesehatan kita, sesungguhnya ada di tangan kita sendiri. Bukan di tangan orangtua, anak, suami, istri, bukan pula di tangan pemerintah, tidak juga di tangan dokter. Kita sendiri yang menentukan akan bagaimana nasib kesehatan kita, nasib umur harapan hidup kita.
Ayo kita semua mulai tergugah untuk berniat mulai hidup sehat, agar hidup ini tetap terasa indah. Bayangkan betapa bersyukurnya kita kalau setiap diberi kesempatan masih bisa bangun pagi, dan kita masih merasakan enak tidur, enak makan, dan masih bisa pergi berjalan sendiri. Masih merdeka hendak ke mana hari ini, mau bertemu siapa, dan merencanakan piknik ke mana. Betapa elok hidup ini.
Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul