Foto : Kalhh/pixabay
Kita tidak harus sambat, menyesal, sedih, atau bangga hingga lupa diri. Lebih baik semua itu disyukuri, siapa pun orangtua dan di mana pun kita dilahirkan.
Kita tidak harus berkecil hati, malu, atau minder. Jika kita terlahir dari orangtua yang sederhana dan miskin.
Kita juga tidak harus tinggi hati, sok, atau gila hormat. Jika kita terlahir dari orangtua yang terhormat, kaya, dan tajir melintir.
Bersyukur dan terima kasih pada Allah adalah langkah bijak. Karena kita dilahirkan, dinafasi kehidupan, dan diberi kesempatan untuk memuji dan memuliakan-Nya.
Jika kita dilahirkan dari orangtua yang sederhana dan miskin itu tidak harus membuat kita berkecil hati,
kecewa, dan minder. Ketimbang menyesali keadaan, lebih baik kita memperbaiki keadaan itu agar jadi baik, dan makin baik lagi.
Dengan kesungguhan hati, kita berjuang, bertekun, dan andalkan Allah agar semua niat baik kita diridhoi dan dikabulkan-Nya.
Dengan merubah dan memperbaiki keadaan itu sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kita kepada Allah. Sekaligus sebagai ungkapan cinta kita pada orangtua yang merawat, membimbing, dan membesarkan kita agar berguna bagi sesama.
Begitu pula, jika kita dilahirkan dari orangtua yang terhormat, kaya, dan tajir melintir. Keadaan itu tidak boleh membuat kita jadi sombong, arogan, dan lupa diri.
Ingat dan sadar diri adalah langkah bijak agar kita tidak terlena, karena dibius keadaan. Semua itu hasil dari usaha dan jernih payah orangtua. Sehingga tidak seharusnya kita menyalahgunakan untuk berfoya-foya atau memuaskan kesenangan semata. Hal itu berarti kita tidak menghargai dan menghormati orangtua.
Alangkah membanggakan, jika kita berusaha dan berjuang sendiri mengikuti teladan orangtua untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Mempertahankan hasil capaian orangtua itu hebat. Tapi jauh lebih hebat, jika kita sukses mengelola semua itu agar makin berkembang dan lebih sukses lagi.
Sesungguhnya, kehormatan sejati keluarga itu diperoleh bukan dari prestasi atau sukses usaha kita. Melainkan, dari hormat dan bakti kita pada orangtua.
Dengan menjaga nama baik dan martabat orangtua, berarti kita menjaga kehormatan keluarga.
Saling mengasihi antar anggota keluarga, kita bahagia. (Mas Redjo)