‘Hype Trip’ ala PT KAI, Berkereta Api untuk Generasi Milenial

KAI-Hype-Trip02

Menyambut HUT ke-77, PT KAI menawarkan pengalaman unik dan fresh, khususnya bagi milenial yang cenderung ingin mencoba hal-hal baru sehingga  dapat lebih menikmati perjalanan kereta apinya,  kata Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI. Foto: REDigest.web.id.

Oleh  YUDAH PRAKOSO *

KERETA API memiliki peran yang sangat siginifikan sejak zaman Koloniaal Belanda bercokol di Indonesia hingga saat ini. Selain sebagai alat transportasi pengangkut hasil bumi, kereta api juga mampu menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya, juga menjadi sarana utama bertemunya tokoh-tokoh pergerakan menuju Kemerdekaan Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Dr Abdul Wahid, M.Phil, Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jumat  23 September 2022 dalam sambutannya di acara Open House BalaiYasa Yogyakarta dalam rangka Peringatan Hari Kereta Api Indonesia yang ke 77.

Sejarah perkereta apian di Indonesia dimulai pada era Tanam Paksa ketika dibukanya jalur keretaapi Semarang-Vorstenlanden di Desa Kemijen. Pembuatan jalur kereta api pertama relasi Semarang – Solo-Yogyakarta tersebut dilakukan  oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. LAJ Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.

Pembangunan jalur kereta api di zaman Belanda Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur keretaapi negara melalui perusahaan bernama Staats Sporwegen (SS) pada 8 April 1875.

Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta  Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) dengan menggunakan lebar jalur sepur 1435 mm.

Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur keretaapi negara melalui perusahaan bernama Staats Sporwegen (SS) pada 8 April 1875. Rute pertama yang dikerjakan oleh SS adalah Surabaya – Pasuruan – Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api lain.

Berikut ini nama-nama perusahaan kereta api swasta tersebut: Kereta Api Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Semarang – Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS). Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS). Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM). Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM). Probolinggo StoomtramMaatschappij (Pb.SM). Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM). Malang Stoomtram Maatschappij (MS). Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM). Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Selain di Jawa, pembangunan jalur keretaapi juga dilakukan di pulau Sumatera meliputi Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Sedangkan di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasanganjalan rel dan belum sampai tahap pembangunan.

Hingga akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Pada zaman Jepang, kereta api digunakan untuk kepentingan perang. foto. dok.

Pada 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dengan perubahan nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro – Pekanbaru. Tujuannya untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin – mesin perang Jepang. Di sisi lain, Jepang melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkutke Burma untuk pembangunan kereta api di sana.

Beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat KeretaApi Bandung pada 28 September 1945 yang kini diperingati sebagai Hari KeretaApi Indonesia. Momen ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian  di Indonesia bernama Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS). Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS) adalah gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi MejaBundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS atau VS menjadi Djawatan KeretaApi (DKA) tahun 1950.

Pada 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara KeretaApi (PNKA). Sejak saat itu, mulai diperkenalkan lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkereta-apian Indonesia. Transformasi yang dimaksudkan adalah menjadikan kereta api Indonesia sebagai sarana transportasi andalan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa.

Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Kemudian, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) pada 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada 1998. Dasar hukum perubahan nama KAI Sejak pertama kali Indonesia merdeka, perusahaan milik negara yang menangani moda transportasi keretaapi di Indonesia sudah mengalamienam kali perubahan nama.

Anak perusahaan KAI Saatini, PT KeretaApi Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan atau grup usaha. Anak perusahaan KAI yakni: PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006). PT Kereta Commuter Indonesia (2008). PT Kereta Api Pariwisata (2009). PT Kereta Api Logistik (2009). PT Kereta Api Properti Manajemen (2009). PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

Di masa pandemi Covid-19 Kereta Api mengalami penurunan jumlah penumpang yang cukup tajam karena adanya pembatasan. Dari biasanya 429 juta penumpang di seluruh Indonesia pada tahun 2019, anjlok menjadi 188 juta penumpang pada tahun 2020, dan kemudian anjlok lagi di angka 157 juta penumpang di tahun 2021. Kini dengan semakinin baiknya situasi pasca pandemic diharapkan jumlah penumpang akan kembali pulih.

Open House Balai Yasa Yogyakarta

Dalam merayakan Hari Ulang Tahun PT Kereta Api Indonesia, Balai Yasa Yogyakarta – Daerah Operasi (Daop) 6 PT KAI menyelenggarakan kegiatan Open House Balai Yasa Kereta Api. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyakat terkait proses perawatan kereta dan lokomotif.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, KAI mengajak masyarakat untuk dapat melihat langsung seluk beluk Balai Yasa Kereta Api yang selama ini tidak dapat diakses  oleh masyarakatumum. Open House Balai Yasa bertujuan untuk membefikan wadah berinteraksi langsung antara masyarakat dan Balai Yasa Keret Api, Hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan bahwa KAI ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa layanan KAI tidak hanya berada di lingkungan stasiun tetapi KAI juga memiliki bengkel kereta api yang modern . Balai Yasa berperan merawat sarana guna memastikan keselamatan dan kenyamanan pelanggan.

Open House dilakukan di 3 BalaiYasa selamatiga hari sejak dibuka. Adapun pembukaan di masing-masing Balai Yasa dilakukan pada Jumat 23 September 2022 untuk Balai Yasa Yogyakarta. Kemudian Minggu  25 September 2022 di Balai Yasa Gubeng Surabaya, dan Senin 26 Seprember 2022 di BalaiYasa Manggarai Jakarta.

KAI - Hype Trip
Hype Trip merupakan perjalanan kereta api yang memberikan kesan kekinian kepada para pelanggan, terutama dari generasi milenial. foto Yudah Prakoso

Hype Trip : Traveling Feel More Fun

Jumat 23 September 2022 kemarin PT KAI menghadirkanfasilitas dan pelayanan yang berbeda pada Kereta Api Taksaka (Yogyakarta – Gambir pp) bertajuk Hype Trip : Traveling Feel More Fun. Hype Trip merupakan perjalanan kereta api yang memberikan kesan kekinian kepada para pelanggan. Mulai keberangkatan 23 September 2022, perjalanan kereta Taksaka akan mendapatkaan nuansa  dan fasilitas yang berbeda, mulaidari menu makanan, fasilitas permainan, seragam kru, hingga livery dengan vibes milenial.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakanHype Trip diaplikasikan pada KA Taksaka sebagai pilot project karena banyak pelanggan dari KA Taksaka yang berasal dari Gen Y dan Z. Berdasarkan data pada periode januari sampai denganJuni 2022 sebanyak 58% atau 2,7 juta pelanggan KA Taksaka berusia 12 – 41 tahun. Selain itu KA Taksaka juga merupakan Kereta Api yang menghubungkan daerah pusat ekonomi dengan salah satu destinasi wisata dan pendidikan.

“Hadirnya Hype Trip bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan yang terus berubah secara dinamis. Untuk itu PT KAI menawarkan pengalaman unik dan fresh, khususnya bagi milenial yang cenderung ingin mencoba hal-hal baru sehingga  dapat lebih menikmati perjalanan kereta apinya,” ujar Didiek. (*/dms)

  • Penulis adalah jurnalis senior, tinggal di Jogyakarta
SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.