Kini, akibat keputusan sepihak, Perancis dibuat marah.
Macron konon menarik duta besar Perancis dari Amerika dan Australia. Perancis juga membatalkan acara makan malam penting di Jumat kemarin, 17/9, di Kedutaan Perancis di Washington, untuk memperingati 240 tahun Perang Revolusi Perancis.
Bukan hanya Perancis yang marah dengan aliansi baru ini, para pecinta lingkungan Australia pun naik pitam.
Bahkan tetangga mereka, Selandia Baru, melalui Perdana Menterinya Jacinda Ardern juga marah. Ardern sudah berbicara secara langsung dengan PM. Australia, Scott Morrison, dan mewanti-wanti jangan sampai kapal selam nuklir Australia nanti masuk ke perairan Selandia Baru.
Negara pulau di selatan Australia itu sejak 1984 telah melarang semua akitifitas mesin perang bertenaga nuklir di wilayahnya.
Sudah enam negara memiliki kapal selam bertenaga nuklir yakni Amerika, Inggris, Rusia, China, India, Perancis dan kini bakal ketambahan ‘pemain baru’ Australia.
Perkembangan ini membuat risau para pencinta lingkungan hidup.
Dampak bagi Indonesia
Perkembangan ini tentu juga membuat risau Indonesia. Kementrian Luar Negeri pada hari Jumat (17/9) telah mengeluarkan rilis remi,
“Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir”
Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation*. (gun)
*Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara. Dibentuk oleh negara-negara anggota ASEAN, Autralia ikut menandatangani di tahun 2005.