Oleh HANDRAWAN NADESUL
Menjadi Indonesia karena layar perahu kita sama. Mungkin kita bukan dari lintang yang sama. Bukan dari bujur yang sama. Tapi semenjak lampin pertama, sawah dan air minum kita sama. Menuju ombak dari samudera yang sama. Melanjutkan warisan yang sama. Luka, perih-pedih yang sama, memandang langit yang sama, pikulan hidup yang sama. Lelah letih kita tidak berbeda. Rumah kita sama.
Menjadi Indonesia, kita tidak berbeda. Tidak berpikir kita berbeda. Kita tidak memandang cakrawala yang berbeda. Khatulistiwa kita sama. Candradimuka kita sama. Merdeka kita tidak berbeda. Akhir kita juga bakal sama. Di sini, tempat awal dulu kita ada. Kamar, dan beranda kita tidak berbeda.
Menjadi Indonesia karena sukma kita tak berbeda. Yang kita bela tidak berbeda. Yang kita semai tidak berbeda. Kita menuai yang sama. Merasakan yang tidak berbeda. Nasib kita tak berbeda. Menuju kebun yang sama. Dari nenek-moyang bumi yang sama.
Menjadi Indonesia kita sama. Garis jalan kita, dan napak tilas indahnya sejarah kita sama. Jangan pernah menjadi berbeda, karena tali hati kita sudah sama, sejak berikrar kita satu. Untuk Indonesia.
Salam Merdeka,