Seide.id – Seperti infeksi lainnya pada tubuh, ada jenis kuman yang menyukai organ tubuh tertentu. Juga ada kuman-kuman yang sukanya organ paru-paru. Apa pun jenis kumannya, semakin tua umur manusia, semakin melemah daya tahannya. Infeksi paru paling banyak yang mengakhiri umur manusia usia tua.
Kita tidak mungkin membendung masuknya segala bibit penyakit dari udara luar yang kita hidu dan hela lewat pernapasan kita. Semua ikut masuk saat di mana pun kita berada. Yang bisa kita lakukan seberapa mungkin kita tidak membiarkan pernapasan kita mengirup udara yang diduga tidak bersih.
Domisili di kota besar sudah barang tentu tidak lebih segar udaranya dibanding di desa. Tinggal di pemukiman yang udaranya tidak bersih tidak lebih menyehatkan paru dibanding mereka yang domisili di udara segar pegunungan. Selain udara kota besar sudah terpolusi aneka ragam gas yang tidak menyehatkan, kandungan oksigennya sudah lebih tipis, serta bibit penyakitnya lebih banyak dan beragam akibat padatnya populasi di tempat-tempat umum.
Orang kota lebih berisiko tertular infeksi pernapasan dibanding orang desa. Apalagi kalau badannya tidak bugar, napasnya pendek, dan asupan oksigen tubuhnya menurun. Sistem kekebalannya menjadi rendah, dan pada gilirannya menjadi lebih rentan terinfeksi ulang, oleh apa saja, termasuk menyerang paru-parunya.
Bibit penyakit atau mikroorganisme yang menyukai organ paru ada beberapa. Bisa diawali dengan serangan batuk pilek flu atau infeksi saluran napas atas (ISPA) yang tidak diobati tuntas lalu berkomplikasi ke paru. Atau langsung menyerang organ paru.
Normal, pada tubuh yang bugar, saluran pernapasan kita sejak di rongga hidung, maupun rongga mulut sudah dipersenjatai oleh perangkat sistem pelindung. Di hidung banyak pembuluh darah yang menghangatkan udara yang memasukinya sehingga bersesuaian dengan suhu tubuh, ada bulu penyaring, ada selaput lendir yang kaya perangkat kekebalannya.
Demikian pula dengan selaput lendir pernapasan sampai ke paru, pembuluhnya memiliki perangkat kekebalan yang sama, sehingga setiap ada bibit penyakit yang berhasil lolos memasukinya, akan disergap dan dimusnahkan. Hanya bila dayatahan tubuh melemah, akibat pola hidup tidak tertib, kurang gizi, bertambah umur, maka kekebalan tubuh melemah, dan bibit penyakit gagal disergap. Perokok salah satunya. Pada ketika itulah infeksi menyergap.
Maka tiada pilihan untuk mencegah infeksi apa pun, selain kita membugarkan diri, dengan pola hidup sehat, menu harian yang bernutrisi, bergerak badan, sebanyak-banyak mengirup udara segar, dan menjauh dari udara terpolusi.
Rutin melakukan “olah napas”, yakni mengirup udara segar sedalam mungkin, menahannya selama mungkin,lalu menghembuskannya perlahan-lahan, lakukan barang beberapa puluh menit setiap hari, melonggarkan, dan membuka seluruh pembuluh paru sampai yang paling kecil, selain menambah asupan oksigen yang dibutuhkan seluruh tubuh.
Bukti bahwa orang kota haus akan oksigen, kulit wajahnya lebih pucat dari yang berdomisili di desa, karena asupan oksigennya minimal, kurang gerak sehingga darah kurang deras sampai ke permukaan kulit.
Di Barat orang menirup oksigen dari botol oksigen bila letih dan pucat, seketika wajah tampak merah meDr Handrawan Nadesulrona, bukti sebelumnya kekurangan oksigen.
Bandingkan dengan pemetik teh atau Inem di rumah yang pipinya merah merona, karena senantiasa bergerak.
Boleh dianjurkan agar setiap ibu menjadi Inem di rumah sendiri demi memperoleh kecantikan sejati, kulit wajah merah merona tanpa memerlukan riasan pemerah pipi, dan kulit wajah lebih berbinar karena darah deras sampai ke permukaan kulit.
Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul
Anda Jangan Tersesat Dalam Berobat. Internet Bukan Dokter (3)