Seide.id. Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab mengatakan pada hari Minggu bahwa negara itu “sangat tidak mungkin” mengirim tentara untuk membela Ukraina, saat ia berbicara kepada penyiar Sky News.
Namun, dia memperingatkan bahwa Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi yang berat jika memasang rezim boneka di Ukraina. “Akan ada konsekuensi yang sangat serius jika Rusia mengambil langkah ini untuk mencoba dan menyerang tetapi juga memasang rezim boneka,” katanya.
Pernyataan itu muncul setelah Inggris mengklaim bahwa Kremlin sedang mempertimbangkan seorang kandidat sebagai pemimpin pro-Rusia di Kiev, yang kemudian dibantah Moskow sebagai “disinformasi.”
Kementerian luar negeri Inggris mengatakan memiliki informasi bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mantan anggota parlemen Ukraina Yevhen Murayev sebagai calon potensial untuk memimpin kepemimpinan pro-Rusia.
Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Ukraina untuk kantor kepresidenan, mengatakan pada hari Minggu bahwa tuduhan yang dibuat oleh pihak Inggris harus ditanggapi dengan serius.
Murayev sendiri menuangkan air dingin pada klaim dalam komentar di surat kabar Inggris.
Dalam sebuah posting Facebook pada hari Minggu, ia menyerukan diakhirinya pembagian Ukraina menjadi politisi pro-Barat dan pro-Rusia.
“Waktu politisi pro-Barat dan pro-Rusia di Ukraina telah berlalu selamanya,” tulisnya. “Ukraina membutuhkan politisi baru yang kebijakannya hanya akan didasarkan pada prinsip-prinsip kepentingan nasional Ukraina dan rakyat Ukraina.”
Ketegangan telah meningkat antara Rusia dan Barat atas pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina, yang Moskow tegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang.
Menurut laporan kantor berita TASS pada hari Minggu, kemungkinan kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss ke Moskow sedang dipertimbangkan dan Rusia telah menerima permintaan terkait.