Ini Profil Penggugat Ijazah Palsu Jokowi

Seide.id- Nama Bambang Tri Mulyono baru-baru ini kembali jadi pembicaraan publik setelah ia melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena diduga telah menggunakan ijazah palsu ketika mendaftarkan diri dalam Pilpres 2019.

Gugatan tersebut resmi dilayangkan ke
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Senin (3/10/2022). Sedang sidang perdananya bakal digelar pada 18 Oktober dengan klasifikasi perkara; perbuatan melawan hukum (PMH).

Atas aksi kontroversialnya banyak yang penasaran dengan profilnya dan bertanya siapa Bambang Tri Mulyono?

Pria asal Blora ini adalah penulis buku Jokowi Undercover: Melacak Jejak Sang Pemalsu Jatidiri.

Selama ini Bambang tidak dikenal sebagai penulis buku. Sehari-hari, warga Dusun Jambangan, Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora ini beternak ayam dan kambing.

Bambang Tri, Brigjen Rikwanto

Isi buku ini menghebohkan karena di dalamnya bertebaran fitnahan tentang Jokowi. Penulis di antaranya menyebut bahwa Jokowi dan keluarganya adalah PKI

Akibat fitnahan-fitnahan yang tidak terbukti dan menimbulkan kebencian, pada 2016 Bambang mendekam di jeruji besi selama 2,5 tahun. Bebas pada 2019, Bambang lanjut di media sosial dengan tulisan-tulisannya yang menyerang. Terakhir tentang ijazah palsu Presiden Jokowi.

Ada pun menurut pihak kepolisian, buku 436 halaman itu dicetak dengan mesin foto copy karena sebelumnya penerbit menolak menerbitkan karena tulisan tidak memiliki data pendukung serta isinya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sedang penjualan dari 300 buku tersebut dilakukan melalui media sosial.

Jokowi Undercover

Pembuatan buku bermula ketika pada 3 Desember 2014 Bambang menemukan foto seorang pria yang wajahnya mirip dengan Jokowi .

“Awal mulanya saya menemukan foto tersebar mirip Jokowi mengawal Aidit. Ada di situs antifaker-Indonesia.com,” ungkapnya.

Foto bertahun 1955 yang dijadikan sebagai cover buku menggambarkan pria yang mirip Jokowi mengawal tokoh PKI Aidit. Pria itu dianggap Bambang sebagai Widjiatno Notomiharjo, ayah kandung dari Jokowi.

Pada akhir 2016, penulis buku ini juga pernah dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri oleh Michael Bimo Putranto lewat kuasa hukumnya Lina, terkait pencemaran nama baik.

Pasalnya, pengusaha mebel yang dekat dengan Jokowi ini ditelpon oleh kolega-koleganya.

“Kamu sekarang jadi komunis, ya?” Tak hanya satu orang, tapi banyak teman lainnya yang menanyakan hal sama.

Bimo pun baru tahu masalah sensitif itu didapat teman-temannya dari buku Jokowi Undercover: Melacak Jejak Sang Pemalsu Jatidiri, yang ditulis oleh Bambang Tri Mulyono.

“Saya ini nasionalis, bukan komunis,” ujar Bimo.

Bimo yang berhasil menemukan buku itu terkejut membaca isinya. Dalam buku itu dia disebut sebagai saudara kandung Jokowi. Bahkan ibu Bimo dan Jokowi disebut bernama Ny Yap Mei Hwa asal Lasem, Jawa Tengah.

Keluarganya juga disebut memiliki aktivitas yang berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia. “Jadi banyak tulisannya yang kontradiksi di sini dan enggak ada data valid. Ini tidak sesuai dengan fakta sama sekali, dan fitnah” ujar kuasa hukumnya, Lina Novita

Ada pun ayah Bimo, RBA Tjoek Soebroto, pensiunan pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Sedang ibunya, Tinuk Sabartini, memiliki bisnis tata rias pengantin.

Bimo tak habis pikir kenapa ia disebut memiliki pertalian darah dengan Jokowi. Padahal ia baru bertemu dengan Jokowi ketika sama-sama mendirikan Asosiasi Pengusaha Mebel di Solo pada 2002.

“Tujuannya hanya satu, menjatuhkan Pak Jokowi selaku presiden, mendiskreditkan presiden. Itu adalah kesalahan besar,” katanya.

Keluarga Jokowi juga menyangkal bahwa Bimo adalah saudara kandung Jokowi. Begitu juga Sujiatmi yang selama ini dikenal oleh publik, bukanlah ibu tiri Jokowi seperti yang disebutkan Bambang dalam buku kontroversial itu.

Bambang juga mengaku menemukan kejanggalan pada foto pertunangan Jokowi. Katanya, ia tidak ingin masuk dan terjebak pada isu (Pilpres). Ia lalu mulai memperdalam riset dan menemukan foto pertunangan Jokowi dengan istrinya Iriana yang menurutnya palsu.

“Tuduhan dan sangkaan yang dimuat dalam buku dan medsos semua didasari sangkaan pribadi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Rikwanto pada 31 Desember 2016.

Selain dilaporkan ke polisi oleh Michael Bimo Putranto, ternyata Bambang juga dilaporkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono. Malah Hendropriyono lebih dulu melaporkan Bambang Tri, yakni pada 21 Desember 2016.

Berdasarkan pemeriksaan, buku Jokowi Undercover hanya berisi dugaan dari Bambang Tri saja. Jauh dari sebutan akedemik karena Bambang tidak memiliki sumber yang jelas yang dijadikan sebagai referensi penulisan.

Menurut pihak kepolisian, Bambang menulis tanpa fakta dan data. Buku itu ia tulis untuk mencari perhatian masyarakat agar banyak dibeli, dan melambungkan namanya.

Sementara menurut Bambang, buku itu sengaja ia tulis untuk membela Prabowo Subianto, yang dikalahkan Jokowi dalam pilpres 2014.

Setelah buku Jokowi Undercover, kini Bambang kembali hadir dengan gugatan, ijiazah Jokowi palsu.

Universitas Gajah Mada (UGM) dan lembaga pendidilkan lainnya telah melakukan klarifikasi, bahwa tidak ada ijazah Jokowi yang palsu.

Tuntutan pun bergeser, “Kalau memang bener, kog tidak ada foto-foto wisudanya? Mana ?”

Meski foto-foto Jokowi di wisuda sudah bertebaran, namun media sosial tetap saja gaduh ..duh..
(ricke senduk)

Sidang Gugatan Ijazah Palsu Jokowi 18 Oktober

Avatar photo

About Ricke Senduk

Jurnalis, Penulis, tinggal di Jakarta Selatan