INVESTASI

GUE pernah berada di satu titik di mana gue merasa jenuh dan lelah kerja di media. Saat pikiran kosong itulah gue mulai ngaco. Gue berpikir mau nyari kerja lain.

Tapi kerjaan apa yang gak bikin fisik capek, berkeringat, dan cuma dengan ongkang ongkang kaki dapat duit banyak. Gak usah banyak-banyaklah, yang penting bisa mencukupi kebutuhan refreshing di hari tua.

Lalu seorang teman menyarankan, kenapa gue gak ikut seminar trading option. Dengan berinvestasi di pasar options memungkinkan gue untuk memperoleh untung berlipat-lipat dan resiko yang kecil, katanya.

Wah menarik nih, kata otak kosong gue. Maka gue cari tahulah siapa jagoan option yang bisa ngajarin. Enggak gratislah.

Lalu ketemulah dengan orang yang bernama Abraham Lembang. Jagoan options yang seminarnya selalu penuh. Padahal biayanya gak murah.

Maka bergabunglah gue dengan orang-orang yang sama-sama kepingin kaya raya lewat ongkang ongkang kaki di depan laptop. Dan gue enteng aja ngeluarin duit 1.000 dollar (dengan kurs waktu itu 9.000 perak) buat pelatihan yang cuma beberapa hari.

Karena gue suka membaca manual book untuk kerja peralatan apa aja, gue punya prinsip,
Sebelum kita bisa menggunakan suatu alat dengan baik, maka kita harus tau dulu sifat-sifatnya. Apa sifat-sifat options?

Paling gak gue harus tahu dulu apa yang menggerakan harga options. Karena harga options ternyata sangat sensitif terhadap berbagai hal yang disebut the Greeks (Delta, Gamma, Theta, Rho, dll)

Maka gue belilah berbagai buku tentang option yang banyak beredar waktu itu. Gue baca berulang-ulang sampai paham.

Kalo masih belum paham, saat istirahat makan enak gue dekati si Abraham Lembang itu. Naluri jurnalis gue sialnya malah muncul begitu aja. Dan gue berondonglah dengan berbagai pertanyaan aneh yang gak dia jelaskan saat pelatihan.

Eh si Abraham itu bilang begini, “Kamu wartawan ya? Bisa bantuin jadi penyunting buku saya gak. Saya mau nerbitin buku option.”

Gue senanglah. Dengan begitu bisa belajar banyak tentang option langsung dari ahlinya. Dan kami berteman. Saling bertukar nomer hape. Gue dapat akses bisa menghubungi dia kapan aja.

Di tengah jalan, otak gue mulai terbuka dan terisi. Gue akhirnya menyadari, ternyata seperti instrumen derivatif lainnya, options is a zero sum game. berbeda dengan saham, dimana perdagangan saham is not a zero sum game.

Lha kok balik kayak ke dunia majalah gue dulu, main game. Maka makin penasaranlah gue kayak apa gamenya. Gue cari perbedaan option dengan saham.

Di investasi option satu juta rupiah yang kita dapat di akhir kontrak jika benar, berasal dari penjual kontrak.

Di investasi saham, ada aliran dana lain yang masuk ke pemilik saham, yaitu dari pendapatan perusahaan. Oleh karenanya, kalau kita jumlah dari berbagai pemilik saham, total nilai saham cenderung naik setiap tahun.

Di options, kalau kita jumlah nilainya dari berbagai peserta kontrak, total nilai options selalu NOL. Kalau kita memperhitungkan biaya transaksi yang biasanya cukup besar di pasar options, maka options is a negative sum game. Jumlah uang kedua pihak di akhir kontrak lebih sedikit dari jumlah uang kedua pihak di awal kontrak karena sebagian masuk broker.

Pusing kan? Intinya trading option itu gambling. Yang namanya gambling ya judi. Dan yang namanya main judi gak ada ceritanya yang pasang bakal menang. Yang menang selalu bandar.

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa berinvestasi di pasar options memungkinkan kita untuk memperoleh untung berlipat-lipat dan resiko yang kecil, itu semua catshit.

Sejumlah teman gue yang bernafsu dan langsung main, gak mau belajar dulu lewat permainan virtual tapi real via bursa New York, bablas ratusan juta duitnya.

Abraham Lembang pun dituding penipu. Cuma ke gue dia bilang, “Jangan mainkan dulu uang kau sampai kau ahli. Nanti kau menyesal seperti yang lain.” Dan gue menangkap pesannya, jangan bermimpi kaya instan.

Karena trading option itu game, alias gambling, dan ketika terang-terangan gue bilang ke Abraham itu judi, dia cuma ketawa.

Lalu gue menyimpulkan. Kalau anda melihat ada orang yang sukses bermain trading options, ada 2 kemungkinan: 1). dia beruntung, 2). dia memang punya skills.

Kalau Abraham suka pamer di seminar isi laptopnya bernilai ratusan juta atau miliaran rupiah, maka skills-nya dalam menganalisa pasar & mengatur posisinya lah yang membuat dia sukses di pasar options, BUKAN karena options-nya sendiri. Dia tahu bagaimana menggunakan options untuk mengimplementasikan ide-ide-nya tentang bagaimana pasar bekerja.

Hebatnya Abraham, dia bisa menjual seminar dan mendapat uang banyak dari situ. Bahkan jangan jangan malah lebih banyak daripada bermain option. Yang bego ya gue pesertanya.

Buku pesanan Abraham Lembang pun batal gue kerjain. Dan gue juga batal bermimpi cari uang tanpa berkeringat seperti pengikutnya Anang Hermansyah yang shock dan katanya ada yang sampe bunuh diri gara-gara uang yang cuma segitu gitunya raib.

Untunglah duit gue yang juga gak seberapa gue investasikan ke jalan yang benar dan halal di lahan nganggur tanah gue seluas 205 m2, dengan membangun RUKOTRAK (RUmah ToKO dan KonTRAKan). Walau hasilnya gak gede, lumayanlah cita-cita gue kesampaian.

( Ramadhan Syukur )

Abraham Lembang, mantan pengajar gue yang bukunya bukan gue yang ngedit dan belum pernah gue baca. Serta beberapa buku yang pernah gue baca tapi sudah gue masukin tong sampah.

Avatar photo

About Ramadhan Syukur

Mantan Pemimpin Redaksi Majalah HotGame, dan K-Pop Tac, Penulis Skenario, Pelukis dan menekuni tanaman