Foto : Super Snapper / Unsplash
Banyak jenis tabungan ditawarkan. Apapun bentuknya, jika tabungan itu berfungsi sekadar simpanan semata berarti minim manfaat. Yang multi manfaat itu tabungan sebagai investasi masa depan. Untuk kita dan pewaris kita. Masalahnya, siapa yang akan memberi warisan pada kita ?
Ada tabungan yang ditawarkan tetapi bukan sekedar tabungan berjangka pada umumnya seperti deposito atau surat berharga lainnya. Melainkan seseorang itu sendiri yang dapat menentukan besaran penghasilan dan memperoleh keuntungan lainnya.
Tabungan apa itu ?
Tabungan yang kita maksud di atas adalah tabungan naskah penulis.
Di zaman keemasan media cetak, artikel yang dimuat di suatu media, penulis memperoleh honorarium lumayan besar. Kini, ketika media cetak porak poranda digantikan dan dibanjiri media online hingga puluhan ribu jumlahnya, berapa honorarium penulis…? Adakah penghargaan bagi penulis?
Jumlahnya bisa bikin sakit hati .
Zaman keemasan media cetak telah berlalu, diganti zaman digitalisasi yang serba cepat, bahkan fantastis! Jika kita tidak mau belajar, beradaptasi, berubah, dan mengantisipasi realita itu, kita pun bakal digilas, dilupakan, dan semua yang tersisa itu hanya kenangan.
Saya melihat media seide hadir memberi ‘wahana baru’ dan ‘solusi’ terbaik bagi penulis yang ingin bergabung untuk melihat masa depannya!
Di seide, setiap penulis dapat menentukan besaran honorarium sendiri! Karena di seide, setiap penulis dibuatkan kanal sendiri. Kanal ini berfungsi tidak sekadar sebagai perpustakaan, tapi bank naskah yang multi manfaat.
Caranya juga sangat sederhana. Misalnya, kita ingin setiap naskah/artikel dihargai Rp 500.000,-(setengah juta rupiah), itu sangat memungkinkan. Setidaknya lebih dihormati dibanding menulis di medsos yang hanya dapat like dan jempol. Jumlahnya pun juga tak lebih dari sejuta orang.
Coba bayangkan jika kanal anda setiap saat anda menulis dibanjiri pembaca atau orang yang mengidolakan anda yang jumlahnya tak terbatas. Itulah saatnya anda dibanjiri penggemar dan penghasilan dari GoogleAdsense maupun iklan oleh tim Seide.
Langkah pertama kita adalah bergabung dengan seide untuk jadi penulis tetap, rutin, konsisten, dan komitmen menulis. Usahakan setiap hari. Seide menyediakan kanal, anda mengisi kanal dan bersama seide menjadi tim untuk melakukan monetizing.
Giring pertemanan kita baik dari FB, WA, dan sebagainya itu untuk membaca seide. Lho, enakan seide dong. Berarti kita bukan hanya bekerja untuk seide melakukan membesarkan kanal atau perpustakaan kita sendiri.
Penulis itu adalah pejuang. Kita tidak bakal dihargai, diakui, dan dihargai, jika kita menulis sekadar menulis atau asal-asalan.
Sebagai pejuang yang tangguh, kita dituntut untuk menunjukkan jati diri dengan produktivitas dan kualitas tulisan yang kita hasilkan. Dengan menggali potensi, mengoptimalkan kemampuan, dan profesional kita menghargai diri sendiri.
Kita menulis tidak untuk langsung dipanen dan dinikmati, tapi sebagai inventasi jangka panjang. Ibarat kita menanam bibit dari kecil, bertumbuh-kembang, hingga berbuah. Hasil semua itu tergantung sepenuhnya pada kita yang memupuk, menyiangi, dan merawat dengan baik.
Misal, setelah seide memperoleh 100.000 follower sebagai batas psikologis, penulis yang mempunyai kanal dapat menghitung hasil bulanan kita dari besaran klik di google adsense, lalu dikalikan besaran rupiahnya. Hasil usaha kita sepenuhnya tergantung dari kerja keras kita sendiri.
Selain itu, dengan bergabung di seide, kita bakal memperoleh royalty dari google adsense, sekiranya terjadi sesuatu dengan diri kita, dan ini dapat diwariskan.
Dengan menekuni profesi sebagai penulis profesional, kita dapat menentukan dan melihat masa depan sendiri. Semua bergantung sepenuhnya pada kepiawaian kita untuk mengolah dan mengelola talenta yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Menghitung Butir Nasi, Mensyukuri Rejeki
Lelah Karena Bekerja Itu Biasa, Bekerja Sambil Berkreasi Itu Hepi