Saat Harga KriptoTidak Stabil, Investor Berburu Stablecoin

Saat Harga Kripto Tidak Stabil, Investor Berburu Stablecoin

Stablecoin dalam aset kripto menjadi pilihan investor dalam memeprtahankan portfolio keuangan mereka. Mengapa bukan emas ? Foto: The Conversation

Aset kripto sedang tidak baik-baik saja. Sudah lebih dari 5 (lima) bulan, harga kripto terombang-ambil. Jika pun naik, harga kripto belum mampu kembali ke harga tertinggi ( All Time High). Terlebih sekarang, ketika harga kripto benar-benar turun lebih dari 50%. Bahkan sebagian besar jatuh di angka lebih dari 85%. Orang dalam posisi kebingungan.  

Yang punya uang pas-pasan dan masih melihat kripto bisa baik, akan bertahan, yang tak punya uang akan melakukan cut loss alias jual rugi. Mereka yang  punya uang lebih, bisa membei aset potensi dengan harapan harga akan meroket. Itu juga penuh risiko.

Satu-satunya trading yang bisa dilakukan pelaku komoditas aset kripto adalah melakukan perdagangan short sell. Dengen melototi grafik, chart dan sinyal pada harga, mereka tinggal memilih di harga bawah atau atas. Cuan tak bisa banyak, namun melihat situasi aset kripto dan saham di saat bearish seperti saat ini, itu pilihan yang lebih baik dari pada tidak berbuat apapun.

Aman Dengan Stablecoin

Mereka yang memiiki aset kripto cukup besar, akan memilih mengumpulkan stablecoin, agar mereka tidak rugi-rugi amat. Dengan stable coin, mereka berharap kondisi portfolio mereka tidak akan berkurang sembari menunggu harga bagus, entah kapan. 

Baru-baru ini CryptoRank telah merilis riset yang mempertontonkan total pasokan stablecoin yang beredar. Stablecoin telah  melebihi $150 miliar alias Rp 2,250 triliun. Sebuah jumlah yang bukan main-main. Selama seminggu terakhir, perputaran volume stablecoin meningkat sebesar 46,73%. USDT, USDC, dan BUSD masing-masing memiliki 43,4%; 35%; dan 11,6% dari total pasokan.

Selain isue inflasi, hal ini dikarenakan para ivestor lebih memilih menyimpan stablecoin untuk mempertahankan portfolio mereka. Informasi mengenai inflasi yang telah menerpa beberapa negara seperti Inggris dan Jerman serta  badai besar yang akan menimpa Amerika, membuat investor menjaga portfolio mereka agar bisa tahan terhadap inflasi. 

Dari Bank ke Emas

Selain stablecoin, pilihan lain adalah emas. Namun harga emas yang memiliki kecenderungan turun juga membuat investor wait and see. Padahal, mestinya ini menguntungkan. Tetapi seperti banyak perediksi para konsultan investasi, ada baiknya mengambl semua uang ( dolar) kita di bank ( yang kelak bisa bermasalah), dan menaruhnya di emas, saham dan aset kripto. 

Selain itu, pertumbuhan banyak sektor usaha seperti pertanian, adalah pilihan berjaga-jaga di saat badai ekonomi menerpa siapapun. Yang berjaga-jaga dan tahu kemana harus membentengi ekonomi mereka, tentu mereka yang akan aman dari badai resesi, inflasi maupun pergantian dari uang fiat ke uang digital.

Untuk digital money ini, ada cerita mengerikan yang mungkin ditulis berikutnya. 

BACA LAINNYA:

Sebentar Lagi Menjadi Prioritas Utama Untuk Menghubungkan Mata Uang Digital dan Bisnis Lain

Penyebab Kripto Tumbang oleh The Fed atau Mt Gox Membagi BitcoinMemanasnya

Pertikaian Antara China-Taiwan dan Dampaknya

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.