Isa Almasih Ganti Nama Menjadi Yesus Kristius

Isa Almasih Ganti Nama Menjadi Yesus Kristius

Pemerintah menetapkan pergantian nama dari Isa Almasih Menjadi Yesus Kristus ( Foto CoPilot/ Seide.id)

Di Indonesia, agama menjadi hal serius, resmi dan khusuk. Buktinya Presiden Joko Widodo secara resmi mengubah nomenklatur (penamaan) hari libur peringatan Isa Almasih menjadi Yesus Kristus. Bahkan, perubahan ini dimasukkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Hari-hari Libur yang mencakup 16 hari libur.

Konon kabarnya, usulan ini berasal dari masyarakat Kristen, Katolik dan Protestan. Mengapa baru diusulkan sekarang, tentu ini sesuatu yang digerakkan secara luar biasa, sistematik dan terencana. 

Bagi pengikut agama Kristen, Katolik dan Protestan, dua nama itu diyakini sebagai satu pribadi yang sama, namun bagi agama lain, belum tentu. Sama saat istilah Isa Almasih diganti menjadi Yesus Kristus, penganut kekristenan tak ada yang protes, atau bergejolak. Biasa-biasa saja. Mereka menganggap agama bukan soal istilah, atau nama, fisik tapi perllaku. Mereka tak pernah sensi. Santai-santai saja. 

Bagi mereka, Isa Almasih adalah Yesus Kristus. Al-Quran menyebut Yesus dengan nama Arab “Isa.” Namun, umat Kristen berbahasa Arab menggunakan nama Arab yang berbeda, berdasarkan nama Ibrani Yesus Yeshua, untuk menyebut Tuhan dan Juru Selamat: “Yasūᶜ” (selanjutnya disebut Yasu).

Pengganti istilah “Isa Almasih” menjadi “Yesus Kristus” untuk hari libur nasional itu justru memperjelas terminologi yang selaras dengan keyakinan orang Kristen, Katolik dan Protestan mengenai kelahiran, kematian, kenaikan serta kedatangan kembali Yesus Kristus. 

Di Al Kitab, Al Quran, juga menyebut bahwa sosok bernama Isa atau Yesus Kristus itu atau apapun namanya, memperoleh perhatian dan penghormatan khusus pada saat kelahiran, kehidupan dan kematiannya. 

Penganut kristen memperjelas lagi penghormatan dan perhatiannya pada saat ‘ kedatangan’ kembali. Begitu juga Al Quran juga meyakini. 

Strategi Mencegah Politisasi Agama dan Pancasila di Indonesia ( Refleksi menyambut Hari Lahir Pancasila )

Jika Al Kitab ( Bible) dan Al Quran sama-sama menyebut sebuah peristiwa yang sama yang terjadi pada Isa dan Yesus tentang kelahiran, kematian kehidupan dan kedatangan kembali, bukankah ini asyiknya tafsir masing-masing agama, hingga kelak orang akan memahami makna perbedaan masing-masing. 

Al Kitab lahir lebih dahulu dibanding Al Quran. Penganut kristen mengenal Isa ya Yesus Kristus. Kata Isa sudah umum dipakai dan dipahami umat agama lain, khususnya Islam.  

Nama Yesus sudah lama mengakar dalam tradisi Gereja, saling terkait antara bahasa Aramaik, Syriak, Yunani dan Latin. Dua bahasa terakhir menguasai dunia mulai abad 5 SM hingga abad 10 M. Dalam banyak penelitian dan tradisi Yesus berbahasa Aramaik. Tentu juga menggunakan bahasa Ibrani.

Kata Isa sudah dipakai dalam lingkungan gereja-geraja Timur Tengah dua atau tiga abad sebelum Islam diwahyukan pada abad 7 M. 

Islam-Kristen dan Jalan Tengah yaitu Toleransi Beragama

Bagi umat Kristen, Katolik dan Protestan dan banyak agama lain selain Islam, Isa Alamasih adalah Yesus Kristus, “ kalimat Allah”, “anak Tuhan” dan Tuhan itu sendiri Sementara Islam yang lahir belakangan hanya memahami Isa Almasih adalah seorang nabi, meskipun banyak ayat-ayat yang memuliakan nama Isa Almasih selaras dengan penghormatan kepada Tuhan itu sendiri. 

Islam tidak memahami Isa Almasih adalah Yesus Kristus, sama dengan umat lain tidak memahami Muhamad adalah nabi yang mereka puja-puji dan mereka junjung tinggi. 

Jika kita pahami secara sederhana, perbedaan inilah keunikan dan keajaiban masing-masing pihak tanpa harus membenturkan. Agamamu agamamu, agamaku agamaku. Biar selaras. Orang lain boleh tersenyum campur tangan pemerintah dalam hal agama ini. Tapi biarlah, asal langit dan bumi, kebebasan dan kebahagiaan bisa dimilik bersama. Titik. 

Keanekaragaman Alam dan Adat Budaya – Menulis Kehidupan 233

Selamat merayakan hari libur dengan santai dalam membaca tulisan ini. 

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.