Iwan Fals, Legenda Si Mata Dewa

Iwan Fals Tiga Periode

IWAN FALS melesat namanya karena banyak menyanyikan lagu lagu protes sosial, seperti Bongkar, Bento, Wakil Rakyat, Manusia Setengah Dewa,  Sarjana Muda, Oemar Bakrie, Sore Tugu Pancoran. Juga lagu lagu patriot seperti Pesawat Tempur dan Bung Hatta.

Tapi Iwan juga membawakan lagu cinta, romantis yang bikin baper, seperti Kumenanti Seorang kekasih, Kemesraan, Aku Bukan Pilihan,  Buku ini Aku Pinjam, Nona Manis, Entah, Antara Aku dengan Bekas Pacarku, Mata Indah Bola Ping Pong, dll.  

Memang Iwan memang lama dikenal sebagai penyanyi kritik sosial. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan terhadap pemerintah.  Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas.

Pada zaman Orde Baru sejumlah sosok yang memilki massa di panggung musik dan diwaspadai. Salahsatunya adalah Iwan Fals. Dia mengalami hambatan dalam konsernya. Banyak jadwal acara konsernya yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan.  Di Pekanbaru, dalam wawancara dengan Andy F Noya, dia mengaku ditahan aparat dan dinterograsi berhari hari.

Sejumlah konser musiknya pada tahun 80’an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.

Iwan Fals memang menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.

Apakah untuk menjadi legenda harus benturan dengan pemerintah dan kekuasaan? Saya tidak tahu. 

Hari ini Iwan Fals berusia 60 tahun. Dia menjadi legenda hidup.  Ada kontroversi tentangnya, karena kini lagu lagunya tak lagi mengritik. Tapi seperti halnya Rhoma Irama dan Ebiet G Ade, kemamapanan dan kenyamanan memang bisa mengubah orientasi karya.

Apakah Ebiet G Ade membuat lagu baru sepekat Lagu untuk Sebuah nama,  Berita Kepada Kawan, Titip Rindu Buat Ayah, Lelaki Ilham dari Surga, dll. Demikian halnya Raja Dangdut Rhoma Irama, yang pernah menorehkan karya yang gemilang dan melegenda. Bahkan Paul Mc Cartney dan Mick Jagger bersama Rolling Stone, juga tidak merilis lagu baru.

Itu tak menghapus jejak mereka sebagai legenda, yang layak dihormati oleh pecinta musik di seantero negeri.

Entah bagaimana jika Iwan Fals tidak menikahi  Rosana yang akrab disapa ‘Mbak Yos’ pada tahun 1980. Wanita itu bukan hanya memberikan tiga anak, Galang Rambu Anarki Annisa Cikal Rambu Bassae dan Raya Rambu Rabbani, melainkan menjadi manajer. Bersama Mbak Yos mengalami pasang surut kehidupan, juga saat kehilangan putra sulung kesayangannya.

Iwan Fals terus berkarya dan terus menjadi melegenda. Indonesia tak melupakannya. **

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.