OLEH BELINDA GUNAWAN
Beberapa orang yang kukenal terpapar Covid dan berhasil sembuh. Mereka menulis status di FB dengan rinci, tentang bagaimana mulai “kena”, apa yang dirasakan, upaya untuk menyembuhkan diri dengan cara isoman, dan akhirnya … negatif! Tentu, siapa pun itu, apalagi kenal, aku ikut prihatin atas apa yang mereka alami, dan ikut lega serta bersyukur mereka sembuh. Kemarin begitu pula. Dan lagi-lagi aku menemukan pernyataan, bahwa semua orang cepat atau lambat akan terpapar Covid 19.
Apakah memang begitu? Kalaupun benar, apakah perlu menyebutkannya? Seolah setelah bersyukur sudah sembuh para survivor itu berharap semua orang pun ikut merasakan sakit seperti mereka? Kesannya seperti meramal, berharap.
Padahal, orang lain kan kepingin lolos, dan masih berusaha dengan segala daya agar jangan sampai terpapar? Bilamana dinyatakan bahwa semua orang tak terkecuali akan terpapar juga, bukankan itu akan membuat orang yang masih berupaya jadi pasrah dan lesu, tidak mau ladi ber-3M, ber-5M atau apa pun itu? Bukankah itu juga menafikan semua upaya pemerintah?
Aku termasuk yang berupaya. Dan aku sudah lansia. Kalau virus itu (pasti) suatu hari menyapa diriku, waduh! Bisa saja kasusku lebih parah dari mereka sehingga tak cukup hanya isoman, sementara kita tahu saat ini susah mendapat rumah sakit. Andaikata dapat, bisa jadi aku tidak kebagian oksigen karena memang sudah langka dan pihak rumah sakit mendahulukan yang muda. Maka gone-lah aku dan dimakamkan entah di mana. Ketok tiga kali, tentu aku sebisa mungkin berharap bisa menghindar dari worst scenario itu.
Maka pernyataan seperti itu membuat aku membatin, “Jangan gitu ah, tega amat.”