Seide.id – Dalam kancah industri perfilman dunia, Hongkong seperti berkejaran dengan India. Tentu saja kita tidak bicara soal kualitas, tapi kuantitas, kecepatan dan -terutama- hiburan.
India memperkenalkan ‘jati diri perfilmannya’ dengan film-film cerita hitam putih, kejahatan dikalahkan oleh kebaikan ditampilkan secara dramatis dan dangkal. Yang paling khas adalah polisi melawan penjahat, kejar-kejaran dengan Jeep tua. Juga pecintaan dan …nyanyi. Sesedih apa pun atau sehoror apa pun (India kayaknya sangat jarang membuat film horor, ya?), pasti ada orang menari dan menyanyi. Sampai ada gurauan: “Pasangan yang sedang kasmaran di film-film India, tak boleh melihat pohon atau tiang listrik, …sepasang muda-mudi India akan berputar-putar mengelilingi pohon atau tiang listrik itu sambil menyanyi. Hampir dalam situasi apa pun”.
Hongkong, memperkenalkan dirinya di kancah perfilman dunia melalui… seni bela diri kungfu. Martial Arts.
Jika bicara kungfu, di dunia perfilman Hongkong, tak bisa tidak, …dunia akan membicarakan 2 sosok yang menjadi magnet utamanya, yaitu: Bruce Lee dan Jackie Chan. Meski dua-duanya jago kungfu, tapi keduanya, memiliki karakter sangat berbeda. Bruce Lee bertubuh atletis. Wajahnya tampan, charming dan selalu nampak dandy. Tapi, ‘penampilan keseluruhannya’ selalu ingin mengesankan tampak sempurna, cenderung kaku. Bahkan jika tersenyum, …senyumnya pun sinis.
Jackie Chan, seperti antitesa Bruce Lee. Jackie, juga bertubuh atletis. Juga jago kungfu. Wajahnya biasa saja. Tapi dia lebih santai, lentur, liat dan luwes. Baik tubuhnya secara harafiah, mau pun di dikehidupan nyata atau dunia industri perfilman dan selebriti yang penuh gosip, tekanan dan intrik. Secara harafiah, …yang lentur, liat, cenderung susah ditaklukkan, sementara yang kaku, mungkin kuat, tetapi bisa patah. Itulah yang terjadi kepada Bruce Lee. Dia konon kerap dilanda depresi. Bruce tewas pada usia sangat muda dan di tengah-tengah masa jaya. Kematian Bruce masih misteri. Diduga Bruce Lee mati bunuh diri.
Karena ini hari adalah ulang tahun Jackie, maka aku akan blanyongan tentang Jackie Chan.
Jackie Chan terlahir dengan nama Cheng Long, atau beberapa nama lain yang artinya kira-kira: ‘Bayi lasak kelahiran Hongkong’ …(ternyata dari bayi memang sudah lasak, alias tak bisa diam).
Jackie, sejak kecil sdh tertarik ilmu bela diri dan akrobat. Itulah yang menyeretnya ke dunia film. Tapi, dunia film ketika Jackie masih kecil tak kunjung mengangkat namanya. Apalagi peran-perannya juga hanya ‘peran numpang lewat’ saja.
Memasuki dunia remaja, mungkin karena sadar bahwa dunia industri perfilman bukan jalan hidupnya, lalu Jackie mengikuti ayahnya yang mengadu nasib di Australia. Di Australia, ayahnya bekerja sebagai juru masak (sekarang profesi itu diucapkan dgn gaya:…Chef). Sementara Jackie bekerja apa saja, termasuk menjadi pekerja kasar, …kuli bangunan. Di Australia, ada seorang rekan kerja senior yang sangat baik kepadanya. Kuli senior yang sangat baik itu bernama panggilan Jack. Kebaikan sang senior itulah, kemudian diabadikan ke dalam namanya.
Nasib baik, membawanya kembali ke-Hongkong. Lo Wei (?), seorang sutradara dan produser film yang cukup disegani melihat Jackie menjadi pemeran pengganti di beberapa film Bruce antara lain “Fist of Fury” dan “Enter the Dragon”. Lalu dia langsung mengajak Jackie Chan bermain dalam film garapannya. Tak main-main, Jackie langsung menjadi pemeran utama. Dalam promo film, Jackie bahkan ‘digembar-gemborkan’ (istilah jadul yang jarang kita dengar lagi) sebagai ‘penerus’ Bruce Lee. Jika nama Cina Bruce Lee adalah Lie Siaw Lung (Si Naga Kecil), maka Nama Jackie Chan diubah jadi:…wah, aku lupa,…tapi ada Lung-nya jugalaah, yang kira-kira berarti: “Seperti Naga Kecil” atau “Penerus sang Naga Kecil”. Tapi promosi yang agak lebay itu pun tak mampu mengangkat namanya. Tapi sang sutradara tak kunjung jera. Terus mencoba.
Akhirnya, ‘ledakan’ itu datang juga. “Drunken Master” adalah film Jackie Chan yang membuat namanya mulai dikenal dunia, terutama Asia. Dalam film itu, Jackie mengubah persepsi dunia terhadap kungfu berubah. Dari yang perfect dan kaku versi Bruce Lee, menjadi, …jauh lebih santai, akrobatik, slengekan, kocak, agak sembrono, bahkan boleh juga sambil mabuk. Ceritanya sangat sederhana. Tentang seorang pemuda yang belajar kungfu kepada seorang guru yg berpenampilan seperti gelandangan, tua, kurus, lusuh dan selalu mabuk. Kemana-mana selalu membawa guci kecil berisi arak. Aah, aku teringat tokoh dalam cerita silat karangan Chin Yung. Tokoh pengemis tua, lusuh, selalu menyelempangkan tas kain butut. Semakin butut tas itu, semakin jago pulalah ilmu kungfu-nya.
Sebelum menjadi aktor, Jackie Chan adalah seorang stunt-man, pemeran pengganti. Stunt-man sangat dibutuhkan dalam pembuatan film-film eksyen. Terutama untuk mengganti adegan-adegan berbahaya yang dilakukan seorang aktor. Jika sekadar sebagai pemenuh kebutuhan bidup, tentu hal itu sudah cukup. Apalagi Jackie Chan selain jago kungfu, juga seorang pemain akrobat. Jackie Chan tak pernah mau diganti oleh orang lain, untuk adegan-adegan berbahaya. Seakan-akan wajah memar, lengan dan kaki luka bahkan patah, sudah risiko profesi baginya. Yang lucu, …banyak perusahaan asuransi menolak untuk diajak bekerja sama sebagai sebuah team asuransi produksi film-film Jackie.
Setelah itu, ketenaran Jackie Chan tak terbendung. Hollywood tak lagi memandangnya hanya sebagai “bintang film Asia yg jago kungfu”. Tapi Jackie Chan menjadi pemeran utama bersama aktris atau aktor Hollywood dan namanya ‘layak dijual’. Film-film Hollywoodnya banyak sekali. Sejak “Shanghai Noon” bersama Owen Wilson, “Tuxedo” bersama Jennifer Love Hewitt, “Expendables” bersama Sylvester Stalone, sampai “Karate Kid” bersama Jaden Smith. Bahkan filmnya “Rush Hour” dibuat sampai seri ke-3, dan semuanya konon berhasil menjadi ‘kotak kantor’ alias ‘box-office’ dunia.
Di luar dunia film, Jackie Chan adalah pribadi yang menyenangkan. Dia ramah, kocak dan rendah hati. Karakter itulah mungkin yang membuat PBB tertarik (dan sangat pas) mendapuknya menjadi duta Unicef(?). Beberapa waktu lalu ketika melawat ke-beberapa negara termasuk Indonesia sebagai duta PBB, dia kerap dikerumuni anak-anak. Dikerumuni anak-anak adalah salah-satu indikasi bahwa dia adalah sosok yang menyenangkan.
Jackie Chan telah ‘membuka mata dunia’ -paling tidak secara entertain- bahwa kungfu tak cuma ilmu beladiri yang penuh dengan disiplin ketat dan kaku, tapi bisa juga santai dan lucu. Bruce mati muda karena depresi, Jackie masih tetap berkarya sampai hari ini.
Selamat ulang tahun ke-69, Jack. Terimakasih telah menghibur kami sampai hari ini. Tetaplah rendah hati, kocak dan menghibur…
Ilustrasi: Karikatur Jackie Chan, aku orat-oret, beberapa menit lalu, dengan pensil dan cat poster di karton Manila. Berukuran sekitar 40x30cm…
(Aries Tanjung)