Foto : Pixabay
Penulis : Jliteng
Secara fisik, rumah doa adalah tempat di mana umat Allah berdoa, memuji dan mengucap syukur, dan Allah hadir di tengah-tengah mereka. Secara rohani, rumah doa adalah hidup rohani umat Allah, yang sedang berziarah di dunia ini, didorong kerinduan untuk bertemu, berdoa, memuji dan memuliakan Allah.
Perziarahan kami, (23 keluarga, sebelumnya lebih), di bulan Mei ini tidak ke gua Rangkas, Sendang Sono, apalagi ke Lourdes atau Tanah Suci. Kemarin malam, 21 Mei, seperti pekan sebelumnya, kami berziarah dan berdoa di rumah seorang ibu yang telah ditinggal suami tercinta, menghadap Allah di surga. Mereka, ibu-ibu itu, telah membuka pintu rumahnya sebagai rumah doa, tempat kami yang berziarah, melabuhkan doa pujian dan permohonan, bagi semua warga, agar sehat dan yang sedang sakit dikuatkan. Seperti pekan sebelumnya, kaboce (kantong bonum commune) diedarkan sebagai wujud empati persaudaraan, terutama bagi warga yang sedang sangat sulit.
... “mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
Dari apa yang mereka lakukan, yang membuka pintu rumah dan yang hadir untuk berdoa, mereka telah menyatakan cintanya pada Allah dan umat-Nya. Dan sesuai janji Allah, mereka akan memperoleh damai sukacita.
Salam sehat, selamat menikmati akhir pekan dan tidak henti berbagi cahaya.
Dengan Hening Hidupmu Bening – Catatan halaman 135
Jadilah Hidup Kita Sebagai Embun Bening – Catatan halaman 136