Seide.id- Tentu ada akan sangat bangga jika si kecil berujar, “Kalau sudah besar aku mau seperti Mama.” Apakah ini berarti Anda harus sempurna? Tentu saja tidak. Yang pasti, ketahuilah teladan seperti apa yang diperlukan ananda.
1.Berikan Contoh Nyata
Lakukan apa yang Anda katakan dan katakan apa yang Anda lakukan. Ingat, anak akan selalu meniru figur yang dikaguminya. Baik cara bicara, ucapan maupun sikap. Bila Anda selalu minta anak untuk mengabari jika ia pulang terlambat, Anda pun lebih dulu harus melakukan hal yang sama.
Kalau Anda menginginkan anak tak berteriak saat meminta sesuatu, lakukan hal yang sama, jangan pernah berteriak. Sikap konsisten orangtua akan sangat membantu pembetukan perilaku anak.
2. Hormati Pilihan Anak
Bagi sebagian anak, tidak mudah mencerna sederet kata. Untuk membantu anak belajar tentang konsep menghargai dan menghormati, bisa Anda perlihatkan secara langsung kepada mereka.
Contohnya, sejak kecil beri kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan di antara 2-3 baju yang akan dikenakannya. Setelah itu jangan lupa untuk mengatakan bahwa Anda menghargai pilihannya.
3. Berbicara Jujur
Kita sebagai orang dewasa kadang merasa bingung dengan perasaan kita sendiri. Saat Anda dilanda stres dengan urusan kantor, bisa jadi tanpa sengaja Anda lantas bersikap ketus di rumah. Akibatnya, si kecil berpikir Anda mungkin marah padanya.
Kalaupun Anda bersikap tak seperti biasanya, jangan sungkan jelaskan pada anak apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja tak harus detail. Percayalah, anak bisa memahami. Bahkan berusaha menghibur Anda. Nah, keuntungannya berlipat ganda kan? Anda terhindar dari situasi yang membuat si kecil sakit hati dengan berkata jujur mengenai apa yang Anda rasakan dan alami.
4. Marah Tak Berarti Tak Sayang
Selisih paham dan argumentasi merupakan hal yang wajar terjadi. Sayangnya, anak masih belum mengerti benar garis tegas antara marah dan sayang. Begitu Anda berkata dengan suara keras atau bahkan berteriak, mereka akan menganggap Anda sedang marah. Itu tandanya Anda tak mencitainya lagi.
Walaupun Anda bersikeras mengatakan tetap menyayangi mereka, Anda tetap harus memberikan penjelasan. Jika tidak, anak akan merasa tidak dicintai setiap kali Anda dan dia berselisih paham. Anda pun harus pandai-pandai mencermati perubahan emosi anak. Ini perlu karena akan memudahkan Anda menuntun saat mereka mengalami emosi negatif, semisal saat marah atau sedih.
5. Evaluasi Sikap Diri
Tunjukkan pada anak sikap dan perilaku tokoh yang dikaguminya. Mana yang perlu ditiru dan mana yang harus ditinggalkan. Contohnya, ananda mengagumi artis terkenal, tapi ternyata sosok yang dikagumi pecandu narkoba. Jelaskan pada anak mengapa perilaku buruk semacam itu tak boleh ditiru.
Bila orangtua tak ingin anaknya merokok, tunjukkan bahwa Anda atau siapa pun dalam keluarga bukanlah perokok. Sama halnya ketika Anda menginginkan anak tepat waktu, Anda pun harus sungguh-sungguh memperlihatkan padanya.
Bahwa Anda adalah pribadi yang menghargai waktu dan selalu memenuhi janji, serta tidak pernah terlambat ngantor. Mau tidak mau Anda memang harus berani jujur pada diri sendiri dan selalu siap mengevaluasi sikap diri.
(Puspayanti) – NOVA