Setelah 47 tahun berlalu sejak pertama dicetuskan, pameran seni rupa kontemporer Jakarta Biennale kembali ke Gedung Kebangkitan Nasional, STOVIA, Jakarta. Pematung Dolorosa Sinaga Direktur artistiknya .
PERHELATAN seni rupa kontemporer yang sudah diadakan sejak 1974 di Indonesia ini akan dIhadirkan lagi pada 21 November 2021 hingga 21 Januari 2022.
Jakarta Biennale 2021 sempat vakum empat tahun. Kali ini akan mengusung tema ESOK yang dipersembahkan bagi Jakarta serta seluruh warganya yang terdampak pandemi Covid-19.
Masih dalam protokol prokes, dengan prosedur dan pembatasan jumlah pengunjung. Sebagian karya ditampilkan secara online.
Tema yang diusung Dolorosa Sinaga serta Farah Wardani selaku Direktur Artistik dan Direktur Program Jakarta Biennale itu disebut hadir untuk membangun masa depan yang penuh harapan dan lebih kreatif.
“JB2021: ESOK tidak dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan seni ‘blockbuster’ dan juga tidak mengikuti model seni global yang ‘mapan’,” kata Farah kepada wartawan di Gedung STOVIA, Jakarta, Kamis (18/11).
Jakarta Bienalle 2021 merupakan hasil kolaborasi jarak jauh dan terpencil, kata Farah. “Karya-karya ini adalah kemenangan atas kesulitan, sebagai kado bagi kota yang telah sangat menderita karena pandemi.”
Perhelatan seni rupa kontemporer dua tahunan – kali ini digelar di di Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional (STOVIA), dan ruang-ruang publik di kawasan Jakarta Pusat.
Karya-karya yang ditampilkan dalam Jakarta Biennale 2021 tahun ini merupakan hasil karya 38 seniman Indonesia dan internasional, seperti Amerika Serikat, Cina dan Korea Selatan.
Berbagai kegiatan akan diadakan di Jakarta Biennale 2021, termasuk simposium publik tentang aktivisme seni, kemanusiaan, dunia hiper-digitalisasi dalam konteks hak asasi manusia, gangguan digital, kejahatan dunia maya, dan kondisi post-human.
Selain itu, pameran ini juga mengadakan program-program yang melibatkan publik, seperti Guided Tour untuk masyarakat, berbagai workshop seni, dan pemutaran film. –
Jakarta Biennale 2021 diharapkan dapat menguatkan solidaritas lintas batas, lintas gender, dan lintas sejarah untuk kemajuan bersama menuju masa depan yang lebih baik.
Sebagai kegiatan seni kontemporer terpanjang dalam sejarah Indonesia, selama 47 tahun, Jakarta Bienalle telah mendokumentasikan apa yang dikatakan dan dilakukan tentang seni pada dunia sekitar kita. “Jakarta Bienalle merupakan tolok ukur dalam dunia seni di Indonesia,” kata Farah Wardani. – Dms.