Seide.id – Jakarta, Kota Metropolitan dan Mercusuar Indonesia, selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap kontestasi politik. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari kemacetan lalu lintas hingga masalah banjir, seorang pemimpin Jakarta harus memiliki visi yang jelas dan kemampuan untuk mengeksekusi program-program yang efektif.
Tersebutlah dua nama dalam berbagai forum group netizen yang sering disebut-sebut sebagai calon kuat untuk posisi gubernur Jakarta adalah Ridwan Kamil dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai pencalonan mereka, baiklah kita perbandingan antara kedua tokoh ini yang sudah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.
Ridwan Kamil dengan Inovasi dan Kreativitas
Ridwan Kamil, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dikenal dengan berbagai program inovatif yang bertujuan meningkatkan efisiensi layanan publik. Salah satu contohnya adalah Jabar Quick Response (JQR), sebuah kanal aduan kemanusiaan yang memungkinkan masyarakat untuk melaporkan masalah darurat melalui media sosial atau nomor aduan khusus.
Program ini bertujuan memberikan solusi cepat terhadap masalah yang dihadapi warga. Selain itu, Ridwan Kamil sering menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah. Melalui Inisiatif Bandung Smart City yang diluncurkannya saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung adalah salah satu contoh bagaimana teknologi dapat meningkatkan efisiensi layanan publik. Program ini mencakup berbagai aplikasi dan sistem yang mempermudah akses masyarakat terhadap layanan pemerintah.
Namun, meskipun banyak program inovatif yang diluncurkan, beberapa di antaranya dikritik karena tidak berjalan sesuai harapan. Misalnya, pembangunan rusunawa yang mangkrak dan penataan kawasan kumuh yang belum memberikan hasil signifikan.
Ada pandangan bahwa beberapa inisiatif Ridwan Kamil lebih bersifat pencitraan daripada memberikan hasil nyata yang signifikan. Kritik ini sering kali datang dari masyarakat yang merasa bahwa program-program tersebut tidak menyentuh kebutuhan mereka secara langsung.
Ahok memimpin dengan Transparansi dan Ketegasan
Di sisi lain, Ahok memiliki rekam jejak yang kuat selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Proyek-proyek besar seperti jalan layang lingkar Semanggi dan perbaikan birokrasi melalui layanan satu atap adalah contoh nyata dari keberhasilannya. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan infrastruktur kota tetapi juga efisiensi layanan publik.
Seorang Ahok dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan transparan. Ia sering kali mengambil keputusan yang sulit namun penting untuk kemajuan kota. Ketegasan ini banyak diapresiasi oleh masyarakat yang menginginkan pemerintahan yang bersih dan efisien.
Selain daripada itu, Ahok melakukan perubahan signifikan dalam layanan publik mulai dari tingkat kelurahan. Ia memperkenalkan sistem Jakarta Smart City yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan publik.
Aplikasi seperti Qlue memungkinkan warga melaporkan masalah secara real-time, yang kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah kota.
Demikian juga Ahok memiliki program pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini bertujuan menyediakan hunian yang terjangkau dan layak bagi warga yang membutuhkan.
Namun, gaya kepemimpinan Ahok yang keras kadang dianggap kontroversial dan bisa menimbulkan resistensi dari beberapa kelompok masyarakat. Meskipun ketegasan ini sering kali diperlukan, ada kalanya pendekatan yang lebih empatik bisa lebih efektif dalam mengatasi masalah sosial.
Strategi untuk Memenangkan Kontestasi
Untuk memenangkan kontestasi ini, Ridwan Kamil sungguh perlu fokus pada implementasi nyata dari program-program yang telah diluncurkan. Menyediakan laporan berkala tentang kemajuan program dan melibatkan masyarakat dalam proses evaluasi bisa membantu menunjukkan hasil konkret dari setiap inisiatif.
Selain itu, melibatkan lebih banyak akademisi dan pakar dalam perencanaan dan pelaksanaan program bisa memastikan bahwa setiap program didasarkan pada data dan penelitian yang solid.
Sementara itu, Ahok juga perlu terus menyoroti keberhasilan-keberhasilan selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jakarta. Menunjukkan dengan baik bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut masih memberikan manfaat hingga saat ini bisa memperkuat kepercayaan masyarakat.
Meski pun dikenal tegas, Ahok bisa lebih mendekatkan diri dengan masyarakat melalui dialog terbuka dan mendengarkan aspirasi warga. Pendekatan ini bisa membantu mengurangi persepsi negatif dan menunjukkan sisi empati.
Mendapatkan dukungan dari partai politik besar seperti PDIP dan berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk lebih memperkuat basis dukungan juga bisa menjadi kunci dalam memenangkan kontestasi.
Dengan strategi-strategi ini, kedua kandidat bisa meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan dalam kontestasi memimpin Jakarta.
Pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang lebih layak memimpin Jakarta di masa depan? Ridwan Kamil dengan inovasi dan kreativitasnya, ataukah Ahok dengan transparansi dan ketegasannya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Oleh Jeannie Latumahina
Ketua Umum Relawan *Perempuan dan Anak ( RPA) Partai Perindo