Presiden Ebrahim Raisi mengatakan konstitusi, yang dia gambarkan sebagai “hukum paling progresif di dunia”, telah “memperbaiki prinsip-prinsip [Republik Islam] yang tidak dapat diubah”.
“Tapi ada metode implementasi konstitusi yang bisa fleksibel”, katanya pada Munas Tanggung Jawab Implementasi Konstitusi.
Kepala cabang legislatif dan eksekutif pemerintahan Iran telah berbicara menentang setiap perubahan konstitusi, di tengah minggu-minggu protes populer nasional yang menyerukan lebih banyak kebebasan dan hak-hak perempuan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pada 3 Desember, ketua parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf mengatakan “tujuan utama musuh adalah merusak prinsip-prinsip konstitusi”.
“Kami tidak memiliki dokumen yang sah selain konstitusi di negara ini. Dalam pembahasan pemerintahan baru, fokus kami harus pada implementasi konstitusi dan bukan pada perubahan ketentuannya”, tambahnya.
Pasukan keamanan Iran telah menanggapi gelombang kemarahan saat ini dengan melakukan penumpasan brutal yang telah menewaskan lebih dari 440 orang, termasuk puluhan anak, menurut para aktivis. Ribuan orang juga ditahan.
Pejabat Iran menyalahkan musuh asing Republik Islam dan agen mereka mengobarkan kerusuhan, tanpa memberikan bukti apa pun.
Badan hak asasi manusia tertinggi PBB memberikan suara pada akhir November untuk melakukan penyelidikan independen terhadap penindasan mematikan di Iran terhadap protes setelah kematian Amini.
Mosi yang diajukan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB disahkan dengan 25 mendukung, enam menentang, dan 16 abstain.
Selanjutnya, Jumlah Kematian Simpang Siur