Seide.id – Takut melangkah, ragu-ragu, atau takut gagal itu biasa dan lumrah. Kita kurang percaya diri. Tapi pribadi yang miliki semangat berkorban dan pantang menyerah, itu milik pribadi yang optimistis untuk mewujudkan impian jadi nyata.
Tidak seharusnya kita minder dan kalah sebelum bertanding. Karena kita memiliki iman, percaya diri, dan Allah yang meridhoi hal baik dan positif itu agar kita sukses dan bahagia.
Tidak seharusnya pula kita berkecil hati, ketika diremehkan, dicemooh, dibodoh-bodohi, dan dipandang sebelah mata oleh orang lain.
Hal itu teramat sering saya alami, tapi tidak saya rasakan dan hiraukan, apalagi memasukkan hal itu ke dalam hati.
Saya juga tidak tersinggung atau sakit hati, tapi semua itu sebagai bahan untuk refleksi diri.
Saya direndahkan tidak jadi makin rendah. Dihina tidak jadi makin hina. Saya ditinggalkan teman juga tidak merasa kehilangan, tapi saya tetap tegak dan mandiri. Sebaliknya, saya makin terobsesi untuk tunjukkan kualitas diri.
Jujur, saya tidak ngetop, hebat, atau mumpuni. Tapi saya miliki semangat dan tekad pantang menyerah.
Mereka boleh remehkan, menghina, dan kerdilkan saya, tapi mereka tidak mengenal saya secara baik, sebaik saya mengenal diri sendiri.
Saya tidak mendendam mereka yang telah menyakiti saya, tapi mengasihinya. Bisa jadi, karena tidak mampu, mereka mencari pelampiasan atau menyalahkan orang lain.
Saya jadi ingat nasehat almarhum Bapak yang sederhana tapi maknanya.
“Le, jika hidup ini untuk belajar, berarti sepanjang hidupmu untuk belajar. Jika guru, sepanjang hidup ini untuk mengajar. Jika pejuang, berarti kau harus berjuang hingga titik darah penghabisan. Jangan pernah berhenti agar kau tidak dikalahkan oleh dirimu sendiri.”
Nasehat Bapak itu yang membuat api semangat hidup saya terus menyala dan berkobar.
Saya ingin mandiri, sukses, dan bahagia itu bukan gara-gara dihina atau disakiti. Saya tidak mendendam, apalagi untuk sombongkan diri. Melainkan saya ingin mensyukuri karunia Allah dalam hidup ini.
Saya tidak mau mengecewakan Allah, dan saya harus pertanggung-jawabkan hidup saya kepada-Nya.
(Mas Redjo)